ZURICH,
POS RONDA – Para
pejabat FIFA yang ditangkap pihak
kepolisian di Zurich,
Swiss, karena tudingan korupsi dikabarkan akan memohon pemindahan kuasa
peradilan ke Indonesia untuk meminta penyelenggaraan sidang praperadilan untuk
kasus tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh kepala pengacara ketujuh pejabat
tersebut, Jesper Miron, dalam sebuah konferensi pers di Zurich, kemarin (27/5).
“Memang sulit, tapi kami akan mengusahakan supaya Tuan Webb dan
rekan-rekan bisa dipindahkan ke Indonesia untuk mendapatkan sidang praperadilan
di sana. Mengingat tuduhan yang diarahkan kepada klien kami adalah dugaan
korupsi, kami akan punya peluang menang lebih besar hingga 95% di Indonesia,”
ujarnya kepada para wartawan.
Para pejabat FIFA yang ditangkap adalah Jeffrey Webb (pimpinan
CONCACAF), Eugenio Figueredo (pimpinan CONMEBOL) Eduardo Li (ketua Asosiasi
Sepakbola Costa Rica), Rafael Esquivez (ketua Federasi Sepakbola Venezuela),
Jose Maria Marin (anggota komite FIFA), Julio Rocha (pejabat pengembangan
FIFA), dan Costa Takkas (atase pimpinan CONCACAF).
Ketujuh orang tersebut ditangkap atas permintaan dari Departemen
Kehakiman Amerika Serikat (AS), atas dakwaan pencucian uang, penggelapan pajak,
penipuan, dan pemerasan, seperti yang dikeluarkan oleh pengadilan federal di
Brooklyn, AS. Selain itu juga terdapat penyelidikan mengenai dugaan kasus suap
atas penetapan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Total, terdapat 14 orang yang dinyatakan terlibat dalam kasus-kasus ini.
Meski kasus ini dalam kuasa pihak kehakiman AS dan mereka yang
tertangkap kemungkinan besar akan diekstradisi ke negeri Paman Sam, Miron yakin
bahwa pihaknya berhak membawa para kliennya ke Indonesia. Ia merujuk kepada
posisi FIFA sebagai lembaga supernasional yang tidak terikat pada negara dan
pemerintahan manapun.
“FIFA dan individu di dalamnya tidak tunduk pada pemerintahan
manapun. Oleh karena itu, dalam kasus hukum yang melibatkan pejabat FIFA, klien
kami harus diberi hak untuk memilih negara, tempat, dan sistem hukum yang kami
kehendaki. Kami juga sangat meyakini bahwa sistem hukum di Indonesia merupakan
tempat yang ramah mengenai dakwaan pada klien kami,” terangnya lebih lanjut.
Ia menambahkan, dipilihnya Indonesia sebagai usaha membela
kliennya didasarkan pada catatan
skor praperadilan 4-3
yang melibatkan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia dengan para
tersangka yang ditangkap karena kasus korupsi. Melalui sidang praperadilan
tahun ini, KPK memang telah menang empat kali. Namun, tiga kekalahan KPK
diperoleh dari kasus-kasus yang mendapatkan sorotan tajam dari publik.
Angka tersebut, menurut Miron merupakan pertanda positif karena
mirip dengan skor sepakbola. “Angka 4-3 sering terjadi dalam pertandingan
sepakbola, dan mengingat FIFA merupakan induk sepakbola dunia, ini merupakan
pertanda yang baik bagi kami. Seperti strategi sepakbola, pihak lawan
menyerang, namun pihak yang bertahan sangat kuat dan melakukan serangan balik
berbuah gol. Apabila praperadilan dilangsungkan di Indonesia, kami yakin menang
lewat serangan balik. Mengenai pemindahan klien ke sana, semua tentu bisa
dikompromikan.”
Untuk memuluskan rangkaian administrasi dan birokrasi di
Indonesia, Miron mengaku telah menyampaikan rencana ini ke para pengurus
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia menilai bahwa para pengurus
PSSI merupakan sekutu erat bagi kliennya, serta dianggap lebih kooperatif karena
menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama. (SMG)
SUMBER: http://posronda.net/2015/05/28/ditangkap-di-swiss-karena-kasus-korupsi-pejabat-fifa-minta-praperadilan-di-indonesia/
Slot Machines - JTM Hub
BalasHapusFree online Slot 거제 출장마사지 Machines 영주 출장샵 & 과천 출장마사지 Games at JTM. JTM's 목포 출장마사지 games are now available on mobile, PC, and mobile devices. Slot Machine Games. Free Mobile 전주 출장안마 Slot