Kamis, 04 Desember 2014

Proposal Kerja Praktek


I.                  JUDUL
MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA.

II.               PERSONALIA
2.1       PELAKSANA           : ALDI PRASETYO
Mahasiswa semester 6 (enam) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Depok.
2.2       PEMBIMBING         : Dr. Ir. HOTNIAR SIRINGORINGO, Msc.
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Depok.

III.       LATAR BELAKANG
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong perusahaan untuk lebih maju dan berkembang, sehingga terjadi persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan laba yang optimal. Perusahaan dapat lebih maju dan berkembang jika perusahaan memiliki perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, terutama pada pengendalian persediaan, karena mayoritas perusahaan melibatkan investasi besar pada pengendalian persediaan (Baroto, 2002).
Permasalahan pengendalian persediaan sering dihadapi oleh perusahaan dalam mengambil keputusan pengendalian persediaan untuk menciptakan  ketepatan dalam merencanakan jumlah produksi yang akan dibuat atau dipesan dan merencanakan jumlah persediaan pengamanan. Jumlah produksi jika diproduksi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pesanan dari konsumen, maka akan mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan konsumen, sehingga perusahaan kehilangan kepercayaan dari konsumen dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang optimal. Sebaliknya jika jumlah produksi dan jumlah persediaan pengamanan diproduksi lebih banyak dibandingkan dengan permintaan konsumen, maka akan mengakibatkan kerugian yang disebabkan pertambahan biaya penyimpanan sisa produksi, pajak, penurunan harga produk menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan, (Herjanto, 2008).
Berdasarkan permasalahan di atas yaitu kelebihan atau kekurangan produksi, maka perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan hingga mencapai tingkat optimal. Kriteria optimal adalah minimasi keseluruhan biaya yang terkait dengan semua konsekuensi kebijakan persediaan, (Baroto, 2002). Pengendalian persediaan dilakukan karena merupakan segala sumber daya organisasi yang disimpan untuk mengantisipasi perubahan permintaan atau pasokan. Penerapan pengendalian persediaan pada perusahaan diharapkan dapat memenuhi permintaan atau pasokan, dan meminimalkan biaya penyimpanan sisa produksi sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan.

IV.       PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penulisan ilmiah ini yaitu bagaimana sistem pengendalian produksi yang digunakan PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA dalam memproduksi thermostat

V.        PEMBATASAN MASALAH
Kerja praktek dan pengambilan data hanya di lakukan di PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA yang beralamat di Jl. Mayor Oking Jayaatmaja KM.2,2 No.1 Kel. Karang Asem Barat Kec. Citeureup (16810) – Bogor.

VI.       TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari kerja praktek ini yaitu mempelajari pengendalian produksi pada PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA.




VII.     MACAM-MACAM DATA YANG DIBUTUHKAN
            Penulisan ilmiah ini sangat dibutuhkan data-data atau informasi dari PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA, untuk melancarkan pembuatan penulisan ilmiah tersebut. Berikut merupakan data-data yang diperlukan:
1.      Sejarah berdirinya PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA
2.      Struktur organisasi
3.      Proses produksi
4.      Sistem pengendalian persediaan

VIII.    TATA LAKSANA
            Kegiatan kerja praktek ini akan dilakukan pada tanggal 25 Agustus sampai dengan tanggal 25 September 2014. Lokasi kerja praktek yang akan dilakukan oleh penulis adalah di PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA yang beralamat di Jl. Mayor Oking Jayaatmaja KM.2,2 No.1 Kel. Karang Asem Barat Kec. Citeureup (16810) – Bogor.

1X.      METODOLOGI PENULISAN
            Metodologi penelitian berisi mengenai cara melakukan penelitian, penelitian ini dilakukan melalui studi lapangan dan studi pustaka. Berikut merupakan penjelasan dari studi lapangan dan studi pustaka:
1.        Studi Lapangan
       Studi lapangan yang dilakukan pada kerja praktek ini meliputi pengamatan, peninjauan dan mempelajari langsung proses produksi yang dilakukan, wawancara dengan pihak-pihak terkait, dan dilanjutkan dengan menyusun laporan kerja praktek.
2.        Studi Pustaka
       Studi pustaka yang dilakukan meliputi pengumpulan berbagai macam referensi terkait judul yang diambil dari buku pada perpustakaan kampus, perusahaan, dan lain-lain.




SURAT PERMOHONAN


Kepada Yth.
Bapak/Ibu HRD
PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA
Jl. Mayor Oking Jayaatmaja KM.2,2 No.1 Kel. Karang Asem Barat Kec. Citeureup (16810) – Bogor.

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
       Nama                               :    Aldi Prasetyo
       Tempat/Tanggal Lahir     :    Bogor, 24-Desember-1992
       Agama                             :    Islam
Pekerjaan                         :    Mahasiswa
Alamat                             :    Kp. Jamakir Desa Sukahati, Citeureup-Bogor

Adalah mahasiswa Universitas Gunadarma, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri semester 6 (enam) yang ingin melaksanakan Kerja Praktek di Perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Berkaitan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menempatkan saya di perusahaan yaitu PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA yang beralamat di Jl. Mayor Oking Jayaatmaja KM.2,2 No.1 Kel. Karang Asem Barat Kec. Citeureup (16810) – Bogor.Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Bogor, 22 Juli 201




Aldi Prasetyo

CV Prima Jasa Utama

CV. Prima Jasa Utama
            CV Prima Jasa Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang fabrikasi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2005 bulan November oleh Bapak Didit Sulis Tiyono di atas tanah 150 m2 dengan kapasitas listrik 11500 pas. Lokasi perusahaan di Jl. Raya PT Elang Perdana, Kp Jamakir Sukahati Citeureup-Bogor. Perusahaan pertama kali berdiri hanya memiliki satu mesin bor duduk dan 1 mesin bubut dengan karyawan 2. Sebelum mendirikan usahanya Bapak Didit bekerja unruk orang lain dalam bidang yang sama, dengan banyaknya pengalaman bekerja pada bidang fabrikasi, konstruksi kemudian Bapak Didit memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Bapak Didit ini hanya lulusan SMP, berkat usaha dan kerja kerasnya saat ini perusahaan sudah memiliki 4 orang karyawan, 10 mesin las, 1 mesin drilling, 1 mesin milling, 3 cutting whell, gerinda tangan 6, cutting plasma 1, mesin jig 1, mesin compressor 1, dan kendaraan operasional 1.

            Perusahaan ini bekerja sesuai dengan pesanan dari konsumen, seperti konstruksi, pembuatan tralis, las argon, pembubutan, dan lain-lain. Pendapatan yang didapatkan selama satu bulan sebesar 70 juta. Hari kerja di CV Prima Jasa Utama mulai dari hari senin sampai dengan sabtu. Hari senin kerja mulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan 16.00 dan hari sabtu mulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Gaji karyawan dari perusahaan ini sesuai dengan UMK kabupaten Bogor. Visi dari perusahaan ini yaitu menjadi perusahaan yang mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. misi dari perusahaan ini yaitu memberikan pelayanan dan kualitas pekerjaan yang baik.

Sabtu, 01 November 2014

Harga BBM Naik?

Sore-sore lagi makan kue pancong tambah minumnya es teh manis emang paling nikmat. Recomended aja kue pancong yang enak yah ada di kelapa dua Depok, samping brimob. Denger-denger presiden baru kita udah mau naikin lagi harga BBM, gak sengaja baca berita ini di kompas.com. ini link berita yang lengkapnya silahkan dibaca.


apa pendapat menurut kalian? menurut saya sih ada bagusnya, bagusnya menurut saya biar orang-orang jarang punya kendaraan, saya orang paling ga suka yg namanya macet. Macet di negara kita ini bukan karena jalannya sempit tapi karena volume kendaraan yang berlebih. Solusinya buat sekarang bukan pelebaran jalan, jembatan layang dll. Percuma jalan dilebarin dan adanya jembatan layang kalo volume kendaraan semakin hari semakin bertambah. Saya rasa harusnya pemerintah melakukan minimal kepemilikan kendaraan per keluarga. Dengan naiknya harga bbm saya berharap banyak orang yang enggan memiliki atau membawa kendaraan sendiri-sendiri dan beralih ke angkutan umum atau beralih ke sepeda sekalian go green, saya lebih suka naik sepeda dari pada naik kendaraan. Saya rasa bisa-bisa aja bila harga bbm naik, buktinya harga bbm di papua bisa sampai 50 ribu/liter tapi mereka tetep bisa hidup sejahtera. terima kasih itu sih pendapat saya.

Kamis, 16 Oktober 2014

ENTREPRENEUR

ENTREPRENEUR

Kesalahpahaman Tentang Pendidikan Entrepreneur
Pendidikan entrepreneurship dapat dimaknai sebagai pendidikan calon pengusaha agar memiliki keberanian, kemandirian, serta ketrampilan sehingga meminimalkan kegagalan dalam usaha. Pendidikan entrepreneurship bukanlah pendidikan marketing atau penjualan yang mendidik seseorang untuk jadi pedagang, Entrepreneur jauh lebih luas daripada sekedar menjadi penjual. Ada dua karakter seorang entrepreneur. Pertama entrepreneur sebagai creator yaitu menciptakan usaha atau bisnis yang benar-benar baru. Kedua, entrepreneur sebagai innovator, yaitu menggagas pembaruan baik dalam produksi. Mereka yang disebut entrepreneur sejati adalah mereka yang mampu mengembangkan inovasi dalam bisnis sekaligus mampu memasarkan dengan baik (Nugroho, 2009).


Pendidikan Entrepreneur Sejak Dini
Zaman sudah berubah, kita tidak bisa lagi mendidik anak-anak kita dizaman sekarang dengan cara yang sama dengan orang tua dulu mendidik kita. Kita harus kreatif dan inovatif dalam mendidik anak dijaman sekarang. Anak-anak harus di ajarkan spirit entrepreneur sejak dini. Agar kelak generasi penerus kita tidak lagi menjadi bangsa kuli. Anak-anak dalam usia emas memiliki potensi luar biasa, terutama kerja otaknya. Stimulus orang tua sangat penting untuk membangkitkan potensi optimal anak-anak. Mungkin timbul keragu-raguan, karena sebagian besar orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter atau insinyur. Mindset mendidik anak-anak dengan mental untuk menjadi pegawai harus diubah, apapun cita-cita anak haruslah didukung, dan mereka tetap harus memiliki jiwa entrepreneur.
Tidak kalah penting adalah support dari orang tua. Support orang tua kepada anaknya bisa berupa memberikan modal kepada anak untuk menciptakan benda sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Selain modal support adalah dalam bentuk motivasi kepada anak. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika anak berprestasi, atau berhasil dalam melakukan penjualan si anak mengalami keuntungan atau dorongan semangat untuk pantang menyerah atau membantu menganalisa kenapa rugi, jika si anak mengalami kerugian. Support yang seperti ini sangat membantu bagi si anak karena dengan support, mereka akan semakin semangat manakala ia mendapatkan keuntungan dari usahanya tadi dan tidak patah semangat jika mengalami kerugian. Robert Kiyosaki dalam buku larisnya Rich Dad, Poor Dad tampak mendramatisasi pola didik dari dua orang tuanya ayah kaya (ayah angkatnya) dan ayah miskin (ayah kandung). Pola didik saling bertentangan untuk memaknai sebuah usaha dan hasrat menjadi kaya. Esensi sebenarnya dari Robert Kiyosaki adalah apakah kita orang tua yang menunjukkan kepada anak rahasia-rahasia hidup sukses ataukah kita oramg tua hanya akan menunjukkan kepada anak, hidup sebagai orang biasa seperti air mengalir, syukur- syukur memperoleh pekerjaan mapan sebagai pegawai negeri sipil ataupun pegawai di perusahaan swasta. Disamping Orang tua, guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik atau menanamkan mindset anak untuk menjadi seorang entrepreneur.
Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu anak dihabiskan disekolah dan anak sangat percaya dengan apapun yang diajarkan oleh gurunya. Guru hendaknya membina dan menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship ke anak, guru harus memberikan fasilitas dan kreatif dalam memberikan pengajaran dan pendidikan pada anak. Guru dalam mengajar harus bisa mengaitkan apa yang diajarkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan entrepreneurship. Entrepreneurship sangat dibutuhkan oleh anak karena jika ini diberikan oleh guru secara kontinyu lambat laun akan tertanam di mindset anak tentang entrepreneurship. Kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan entrepreneurship dan yang terpenting lagi anak tidak akan takut dengan resiko yang dihadapi.
Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses dari program entrepreneurship sejak dini. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya untuk melatih dan mengembangkan jiwa entrepreneurship nya, orangtua sebagai motivator bagi anak. Jika ini bisa diwujudkan pada semua atau sebagaian besar masyarakat dan sekolah–sekolah di Indonesia maka generasi entrepreneur yang kuat tidak akan kekurangan. Entrepreneur yang kuat dan dengan jumlah yang banyak membuat bangsa ini semakin kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa. Ekonomi yang stabil membuat bangsa ini kuat terhadap badai krisis keuangan ataupun krisis global yang terjadi saat ini.

CIRI-CIRI ENTREPRENEUR
Entrepreneurship merupakan orang yang berani mengambil resiko dalam membangun kewirausahaan. Seorang entrepreuner biasanya memiliki beberapa ciri-ciri dan berikut merupakan ciri-ciri dari entrepreneur (bisnisukm.com).
Memiliki mimpi besar, Seorang entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai menjalankan bisnisnya karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka. Mimpi yang mereka miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga dalam mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih terarah, dan berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan sekedar menjadi seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk menciptakan lapangan kerja baru yang dapat memberdayakan masyarakat.

Pandai mengatasi ketakutannya, banyak orang yang masih takut untuk mengambil resiko, namun hal ini tidak berlaku bagi seorang entrepreneur. Mereka pandai dalam mengelola ketakutannya dan menumbuhkan keberanian untuk meninggalkan segala kenyamanan yang ada, serta memilih menghadapi sebuah resiko. Namun keberanian untuk menghadapi resiko tetap disertai dengan perhitungan yang matang. Sehingga seorang entrepreneur bukan hanya berani nekat saja, tetapi juga berani bertanggungjawab atas keputusan yang telah diperhitungkannya.

Mempunyai cara pandang yang berbeda, Seorang entrepreneur selalu memandang masalah, kesulitan, keadaan lingkungan sekitar, perubahan trend dan kejadian yang sedang dihadapinya saat ini, untuk memunculkan kreativitas guna menciptakan ide – ide bisnis dan konsep bisnis yang memiliki prospek cukup cerah. Selain itu segala kejadian yang ada di sekitarnya menjadi ide bagi mereka, yang selanjutnya dijadikan sebagai peluang usaha baru yang menjadi impiannya.

        strategy Marketing, Seorang entrepreneur juga memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pemasaran bisnis, sehingga dalam membangun sebuah bisnis pertumbuhannya bisa semakin cepat. Tanpa adanya skill ini, orang yang memulai usaha akan memperoeh beban lebih berat dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai impiannya.

        Menyukai hal yang baru, Banyak orang yang memilih untuk bertahan di zona aman, namun seorang entrepreneur tidak suka berlama – lama dengan kegiatan yang monoton. Dia lebih suka menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan tantangan yang dihadapinya menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Bahkan banyak entrepreneur yang menganggap tantangan adalah peluang bagi mereka.

Berani mengambil resiko, entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya. Namun dengan menganggap bahwa semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis bahwa semua rintangan bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk menghancurkan rintangan tersebut.

Optimis selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik guna memberikan hasil yang terbaik pula bagi para konsumennya. Itu yang selalu ada dalam diri seorang entrepreneur, mereka cenderung perfectionist. Karena mereka memiliki tujuan untuk mencari cara yang terbaik agar konsumennya tidak merasa kecewa dengan pelayanan yang telah diberikannya.

Disiplin, kedisiplinan menjadi hal penting bagi seorang entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang sama halnya melewatkan sebuah peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka benar adanya jika ada pepatah yang mengatakan “ time is money ” karena dengan membuang waktu sama halnya dengan melewatkan begitu saja peluang untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan.

Memiliki kemampuan untuk memimpin, seorang entrepreneur merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, Anda dapat memotivasi diri sendiri dalam hal pengambilan keputusan. Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, maka secara tidak langsung Anda juga harus siap menjadi pemimpin yang baik bagi para karyawan Anda, karena mereka berkaca pada diri Anda. Jadilah teladan yang baik bagi karyawan Anda, dan dorong mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi para para konsumen.

Pantang menyerah, seorang entrepreneur memiliki visi dan semangat juang yang besar. Mereka pantang menyerah pada hambatan, tidak pernah putus ada untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik bagi para konsumennya. Jika menemui jalan buntu, seorang entrepreneur tidak akan diam begitu saja menerima kegagalan. Mereka akan mencari jalan alternatif, agar bisa meraih impiannya.





DAFTAR PUSTAKA
http://bisnisku.com/ciri-seorang-entrepreneur.html diakses tanggal 11 Oktober 2014
Kiyosaki, Robert T. 2002. Rich Dad, Poor Dad. Jakarta: Gramedia.
Riant Nugroho. 2009. Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra: Membangun Keunggulan Bangsa dengan Membangun Entrepreneur. Jakarta: Elexmedia.
Tejo Nurseto. http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 11 Oktober 2014



Pengendalian Kualitas

PENGENDALIAN KUALITAS
2.1.  Statistical Process Control (SPC)
      Statistical Process Control (SPC)adalah kumpulan dari tools (seven tools) yang digunakan untuk pemecahan masalah sehingga tercapai kestabilan proses dan peningkatan kapabilitas dengan pengurangan variasi(Montgomery, 1991).

2.1.1 Sejarah Statistical Process Control (SPC)
Terminologi SPC digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan performa proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai tahun 1960-an digunakan terminology Pengendalian Kualitas Statistikal (statistical Quality Control) yang memiliki pengertian sama dengan SPC. Pengendalian proses statistical merupakan suatu metodelogi pengumpulan data dan analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas dari otput guna memenuhi kebutuhan dan harga pelanggan. SPC memiliki tujuan utama antara lain (Montgomery, 1991):
1.    Meminimasi biaya produksi
2.    Memperoleh kekonsistenan terhadap produk dan servis yang memenuhi spesifikasi produksi dan keinginan konsumen
3.    Menciptakan peluang-peluang untuk semua anggota dari organisasi untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas.
4.    Membanu karyawan managemen dan produksi untuk membuat keputusan yang ekonomis mengenai tindakan yang akan diambil yang dapat ,mempengaruhi proses.

2.1.2 Definisi dan Jenis-Jenis Data Dalam SPC
      Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Dengan adanya data, kita dapat mengetahui keadaan sebenarnya dari suatu situasi dan dari sana dapat diambil suatu keputusan yang tepat berdasarkan pada data tersebut. dalam konteks SPC, dikenal dua jenis data seperti berikut (Gaspersz, 1998):
1.    Data Variabel (Variables Data)
 Data variabel adalah jenis data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisa. Pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai alat ukur untuk menentukan berbagai dimensi seperti panjang, volume, berat, frekuensi, dan lain-lain.
2.  Data Atribut
Data atribut adalah jenis data kualitatif yang dapat dihitung untuk dicatat atau untuk analisa. Data atribut biasanya didapat dalam bentuk unit-unit yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

2.1.3 Tools Dalam SPC
      Dalam pengendalian proses statistical, metode yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas produksi adalah gabungan dari berbagai alat yang digunakan secara menyeluruh untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada SPC, alat-alat tersebut biasanya disebut dengan Magnificent Seven karena alat-alat tersebut berjumlah tujuh alat. Magnificent Seven tersebut antara lain (Montgomery, 1991):
1.  Lembar Periksa (Checksheet)
Checksheet adalah alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Biasanya berbentuk formulir dimana item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir tersebut, agar data dapat dikumpulkan secara ringkas dan cepat. Alat ini dapat digunakan untuk data variabel dan atribut meskipun umumnya banyak digunakan untuk data atribut. Tujuan dibuatnya lembar periksa adalah sebagai berikut:
a.  Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah sering terjadi.
b.  Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi. Lembar periksa akan membantu memilah-milah data ke dalam kategori yang mempunyai kesamaan.
c.  Menyusus data secara otomatis, sehingga data tersebut dapat dipergunakan secara mudah.
d.  Memisahkan antara opini dan fakta, seringkali kita mempunyai opini bahwa suatu penyebab tidak penting dibandingkan sebab lainnya. Dalam kaitan ini, lembar periksa akan membantu membuktikan apakah opini itu benar atau salah.
2.    Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukan masalah berdasarkan banyaknya kejadian akibat masalah tersebut. masalha dengan jumlah yang terbanyak diletakan pada batang pertama paling kiri, dan seterusnya berurutan sampai pada masalah yang paling sedikit terjadi diletakan paling kanan. Pada dasarnya diagram pareto digunakan sebagai alat untuk:
a.  Menentukan frekuensi relative dan urutan pentingnya masalah atau penyebab masalah-masalah yang ada
b.  Memfokuskan perhatian pada isu-isu yang kritis dan penting sehingga dapat dibuat suatu prioritas dalam penyelesaian masalah.
3.    Diagram sebab akibat
Diagram ini dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa tahun 1943, diagram ini disebut juga diagram fishbone karena bentuk dari diagram ini memang menyerupai tulang ikan. Setelah suatu masalah diidentifikasi, harus dicari sumber penyebab yang potensial. Dalam hal ini diagram sebab akibat dapat membantu mengidentifikasi penyebab potensial baik yang kelihatan secara langsung maupun tidak langsung.
4.    Diagram batang (Histogram)
Histogram merupakan diagram berupa grafik balok yang merupakan gambaran dan proses yang menunjukan distribusi dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran tersebut. Histogram dapat memperkirakan kemampuan proses dan jika diinginkan dapat menganalisa hubungan dengan nilai spesifikasi serta nilai target nominal.
5.    Diagram tebar
Diagram tebar merupakan cara termudah untuk mencari ada tidaknya hubungan antara uda variabel. selain itu, dengan diagram tebar kita dapat mengetahui jenis hubungan yang ada apakah positif, negative, atau tidak ada hubungan antara variabel.
6.  Diagram alir
Diagram alir didefinisikan sebagai suatu metode grafis yang menggambarkan proses yang telah ada, ataupun usulan proses dengan menggunakan symbol yang sederhana, garis, dan kata-kata untuk menunjukan aktivitas serta urutan dalam suatu proses. Diagram alir dapat digunakan untuk:
a.  Memberikan persepsi yang sama kepada semua yang bersangkutan
b.  Membantu semua yang bersangkutan agar memahami proses dengan lebih baik dan jelas
c.  Membantu untuk mengidentifikasikan area kritis atau bermasalah serta perbaikan yang dapat dilakukan
7.  Peta kendali
Peta kendali merupakan alat utama dari magnificent seven. Peta peryama kali dikemukakan oleh Dr. Walter A. Shewart dari bell telephone laboratories pada tahun 1920. Karena itulah, peta kendali sering disebut sebagai peta kendali shewart. Peta kontrol terbagi menjadi dua yaitu peta kontrol  untuk data variabel dan peta kontrol untuk data atribut.

2.2. Flowchart
     Flowchat merupakan diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu peristiwa. Berikut penjelasan lebih jelasnya untuk adalah sebagai berikut.

2.2.1 Definisi Flowchart
      Flowchart didefinisikan sebagai suatu metode grafis yang menggambarkan proses yang telah ada, ataupun usulan proses dengan menggunakan symbol yang sederhana, garis, dan kata-kata untuk menunjukan aktivitas serta urutan dalam suatu proses. Diagram alir dapat digunakan untuk (Montgomery 1991):
1.    Memberikan persepsi yang sama kepada semua yang bersangkutan.
2.    Membantu semua yang bersangkutan agar memahami proses dengan lebih baik dan jelas.
3.    Membantu untuk mengidentifikasikan area kritis atau bermasalah serta perbaikan yang dapat dilakukan.

2.2.2 Pedoman Dalam Membuat Flowchart
Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti (Widada.staff.gunadarma.ac.id):
1.    Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2.    Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3.    Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4.    Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan menghitung pajak  penjualan.
5.    Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6.    Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
7.  Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

2.2.3 Jenis-Jenis Flowchart
      Flowchart memiliki lima macam jenis flowchart. Berikut merupakan jenis-jenis dan penjelasan dari masing-masing flowchart (www.unhas.ac.id):
1.    Flowchart Sistem
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator). Contoh sederhana untuk flowchart sistem dapat dilihat pada gambar berikut ini.
             Gambar 2.1 Flowchart System
2.    Flowchart Paperwork (Flowchart Dokumen)
Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan. Gambar 2.2 menggambarkan suatu contoh flowchart mengenai alur pembuatan kartu anggota untuk suatu perpustakaan.
Gambar 2.2 Flowchart Dokumen
Keterangan:
  #  : Masukan data calon anggota ke dalam computer
       (proses pengisian data).
  P  : Tanda tangan dan validasi data.
3.    Flowchart Skematik
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian. Berikut contoh gambar dari flowchart skematik.
Gambar 2.3 Contoh Flowchart Skematik
4.    Flowchart Program
Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi. Suatu contoh flowchart program dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.4 Flowchart Program
5.    Flowchart Proses
Flowchart Proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Berikut simbol-simbol flowchart seperti pada gambar dibawah ini.
       Gambar 2.5 Flowchart Proses
2.2.4 Tipe-tipe Flowchart yang Harus Digunakan
 Terdapat 4 tipe flowchart yang mendasar sebagai patokan dalam menyususn suatu bagan alir (flowchart). Empat tipe flowchart tersebut antar lain (Palani, 1995):
1.    Block Diagram
 Pada umumnya sistem pengendalian praktis terdiri dari banyak komponen dan tahapan. Maka untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakailah blok diagram, dimana tiap-tiap komponen atau tahapan digambarkan oleh sebuah kotak yang mempunyai input dan output, sedangkan didalamnya dituliskan bentuk komponen atau tahapannya. Diagram blok adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari suatu system.




Gambar 2.6 Block Diagram
Blok/Kotak adalah, biasanya berisikan uraian dan nama elemennya, atau simbol untuk operasi yang harus dilakukan pada masukkan untuk menghasilkan keluaran. Tanda anak panah menyatakan arah informasi aliran isyarat atau unilateral.
2.    The American National Standards Institute (ANSI)
American National Standards Institute (ANSI) adalah suatu organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang pengawasan pengembangan consensus sukarela untuk produk, jasa, proses, sistem, dan personil di Amerika Serikat. Organisasi ini juga berkoordinasi standar AS dengan standar internasional, sehingga produk amerika dapat digunakan diseluruh dunia. Terdapat beberapa simbol untuk bagan alir yang dikeluarkan oleh ANSI. Berikut adalah contoh dari symbol yang dikeluarkan oleh ANSI.
Gambar 2.7 Bagan Alir ANSI
3.    Cross-Functional Flowchart
Cross-Functional Flowchart digunakan untuk menggambarkan hubungan antara area organisasi dalam suatu proses bisnis. Berikut adalah contoh dari penerapan cross-functional flowchart:
Gambar 2.8 Cross-Functional Flowchart
Tool ini sangat diperlukan agar jelas gambaran proses dan andil tiap bagian dalam proses, sehingga setiap departemen menyadari awal dan akhir, bahan dan hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Tool ini digunakan untuk membagi spesialisasi kerja agar tiap departemen bisa fokus terhadap pekerjaannya dan percaya terhadap bagian kerja departemen lain.
4.    Geographic Flowchart
Geographic flowchart mendokumentasikan aliran fisik pada suatu proses. Aliran yang terjadi ialah perpindahan bahan baku dalam suatu proses. Perbaikan yang dapat dilakukan berdasarkan pada geographic flowchart adalah mengurangi waktu yang terbuang. Flowchart jenis ini berguna untuk:
a.  Mengetahui perpindahan dokumen antar departemen
b.  Mengevaluasi tata letak area kerja, seperti area penyimpanan, area produksi, dan lain-lain
c.  Mengidentifikasi delay yang terjadi pada proses
Description: http://farm3.static.flickr.com/2068/2053696359_42c6fad36b_o.jpg
Gambar 2.9 Geographic Flowchart

2.3. Lembar Periksa (Checksheet)
      Lembar periksa biasa digunakan untuk mempermudah pengumpulan data. Berikut penjelasan tentang lembar periksa.

2.3.1 Pengertian Lembar Periksa (Checkheet)
 Checksheet adalah alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Biasanya berbentuk formulir dimana item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir tersebut, agar data dapat dikumpulkan secara ringkas dan cepat. Alat ini dapat digunakan untuk data variabel dan atribut meskipun umumnya banyak digunakan untuk data atribut. Tujuan dibuatnya lembar periksa adalah sebagai berikut (Montgomery 1991):
1.    Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah sering terjadi.
2.    Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi. Lembar periksa akan membantu memilah-milah data ke dalam kategori yang mempunyai kesamaan.
3.    Menyusus data secara otomatis, sehingga data tersebut dapat dipergunakan secara mudah.
4.    Memisahkan antara opini dan fakta, seringkali kita mempunyai opini bahwa suatu penyebab tidak penting dibandingkan sebab lainnya. Dalam kaitan ini, lembar periksa akan membantu membuktikan apakah opini itu benar atau salah.
Untuk mempermudah proses pengumpulan data ini maka perlu dibuat suatu lembar periksa, dimana perlu pula diperhatikan hal-hal seperti berikut (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Maksud pembuatan harus jelas
a.  Informasi apa yang ingin diketahui?
b.  Apakah data yang nantinya diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan?
2.    Stratifikasi harus sebaik mungkin
a.  Mudah dipahami dan diisi
b.  Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui.
3.    Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu disini dicantumkan gambar dari produk yang akan dicheck.


2.3.2 Jenis-Jenis Lembar Periksa
 Ada beberapa jenis lembar isisian yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengupulan data, yaitu antara lain (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Production Process Distribution Check Sheet
Lembar isisan jenis ini dipergunakan untuk mengumulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan untuk dimasukan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi. Seperti halnya dengan histogram maka bentuk distribusi data yang berdasarkan frekuensi kejadiannya yang diamati akan menunjukan karakteristik proses yang terjadi.
Gambar 2.10 Production Process Distribution Check Sheet
2.    Defective check sheet
Defective check sheet untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi macam kesalahan-kesalahan dalam hal ini bisa diklasifikasikan sebagai hasil kerja yang berkualitas yang ada dan prosentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor-faktor penyebab yang berada sehingga tindakan korktif yang tepat harus diambil sesuai dengan macam kesalahan dan penyebabnya tersebut.
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/_/rsrc/1352615451086/CheckSheet-Pengertian-Manfaat-Tujuan-Struktur-Cara-Membuat-Contoh-Checksheet/CHECK%20SHEET%20KERUSAKAN.jpg
Gambar 2.11 Defective Checksheet
3.    Defect location check sheet
Defect location check sheet adalah sejenis lembar pengecekan dimana gambar sketsa dari benda kerja akan disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifiksikan. Check sheet seperti ini akan mempercepat proses analisis dan pengumpulan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/_/rsrc/1352615451086/CheckSheet-Pengertian-Manfaat-Tujuan-Struktur-Cara-Membuat-Contoh-Checksheet/CHECK%20SHEET%20LOKASI.jpg
Gambar 2.12 Defect Location Checksheet
4.    Defective cause check sheet
Defective cause check sheet dipergunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya kesalahan dari suatu output kerja. Data yang berkaitan dengan faktor penyebab maupun faktor akibat (Jenis/macam kesalahan-kesalahan) akan diatur sedemikian rupa sehingga hubungan sebabb akibat akan menjadi jelas. Dengan demikian analisa akan cepat bisa dibuat tindakan korektif segera bisa dilakukan.
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/_/rsrc/1352615451087/CheckSheet-Pengertian-Manfaat-Tujuan-Struktur-Cara-Membuat-Contoh-Checksheet/CHECK%20SHEET%20PENYEBAB.jpg
Gambar 2.13 Defective Cause Checksheet
5.    Check up conformation check sheet
Check up conformation check sheet penggunaannya sedikit berbeda dengan yang lainnya pada umumnya lebih menitik beratkan pada karakteristik kualitas atau cacat-cacat yang terjadi. Sheet disini akan berupa check list yang akan dipergunakan untuk melaksanakan semacam general check up pada akhir proses kerja yang intinya untuk lebih meyakinkan apakah output kerja sudah selesai dikerjakan dengan baik/lengkap atau belum.
Gambar 2.14 Check Up Confirmation Checksheet
6.    Work sampling check sheet
Sampling kerja adalah suatu metode untuk menganalisa waktu kerja. Dengan berasumsi bahwa idle time dengan alasan apapun merupakan non quality working time, maka dengan metode sampling kerja ini kta akan dapat menentukan proporsi penggunaan waktu kerja sehari-harinya.
Gambar 2.15 Work Sampling Checksheet
2.4. Diagram Pareto
      Diagram pareto merupakan salah satu alat dari statistical procces control. Penjelasan mengenai diagram pareto adalah sebagai berikut ini.

2.4.1 Pengertian Diagram Pareto
   Diagram pareto adalah grafik yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan Pada dasarnya diagram pareto digunakan sebagai alat untuk (Montgomery, 1991):
1.    Menentukan frekuensi relative dan urutan pentingnya masalah atau penyebab masalah-masalah yang ada
2.    Memfokuskan perhatian pada isu-isu yang kritis dan penting sehingga dapat dibuat suatu prioritas dalam penyelesaian masalah.

2.4.2 Fungsi Diagram Pareto
Diagram pareto ini merupakan suatu gambaran yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalah yang paling penting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah) diagram pareto juga dapat mengidentifikasikan masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas. Diagram pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk (Besterfield, 2009):
1.    Menunjukkan pokok masalah.
2.    Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan.
3.    Menunjukkan perbandingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan.
               Description: D:\Pareto.PNG
Gambar 2.12 Diagram Pareto

2.4.3 Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Pareto
  Pembuatan diagram pareto terdapat delapan langkah. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan diagram pareto dapat dijelaskan sebagai berikut(Mitra, 1993):
1.    Tentukan bagaimana data harus diklasifikasikan menurut pelaksanaan pekerjaan.
2.    Tentukan periode waktu yang diperlukan untuk mempelajari dan buat lembar isian (Check Sheet) yang mencakup periode waktu dari semua klasifikasi data yang mungkin, kemudian kumpulkan datanya.
3.    Untuk tiap kelompok hitunglah data untuk seluruh periode waktu dan catatlah jumlah totalnya.
4.    Gambarlah sumbu horizontal dan vertikal pada scarik kertas grafik. Bagilah sumbu horizontal ke dalam bagian yang sama, satu bagian untuk tiap kelompok. Skala sumbu vertikal dibuat sedemikian rupa sehingga titik puncak sumbu vertikal tersebut menggambarkan suatu jumlah yang sama dengan jumlah total dari semua kelompok.
5.    Gambar data ke dalam bentuk kolom. Mulailah dari sisi sebelah kiri dari grafik tersebut dengan kelompok yang semakin kecil. Bilamana ada kelompok yang disebut “lain-lain” gamabarkanlah kelompok itu pada bagian yang paling akhir setelah kelompok yang paling kecil.
6.    Gambarlah garis kumulatif. Mulailah dengan menggambar garis diagonal memotong kolom yang pertama, dengan dimulai dari dasar pada suduk kiri (titik nol). Dari bagian atas sudut kanan pada kolom pertama, lanjutkan garis ini ke arah yang baru dengan menggerakkannya ke arah kanan yang jaraknya sama tinggi kolom kedua, dari titik tersebut tariklah garis lurus untuk ruas berikutnya, teruskan ke arah kanan dengan jarak yang sama dengan lebar kolom dan menuju ke atas denga jarak yang sama dengan tingginya kolom ketiga. Ulangi terus samapai ujung sudut kanan paling atas dari grafik tercapai. Tingginya garis komulatif pada titik ini menggambarkan jumlah data yang telah di kumpulkan.
7.    Buat sumbu vertikal yang lain di sebelah kanan grafik dan buat skala dari 0 – 100 %. Akhir dari garis kumulatif adalah pada titik yang bertuliskan 100%.
8.    Tambahkan keterangan pada diagram pareto tersebut. Jelaskan siapa yang telah mengumpulkan data tersebut, kapan dan di mana, serta tambahan informasi apa saja yang oenting untuk mengindentifikasi data.
Diagram pareto merupakan langkah awal (berdasarkan skala priortas)untuk melakukan perbaikan atau tindakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk melaksanakan perbaikan atau korelasi ini maka 3 hal berikut cukup penting untuk dipertimbangkan (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Setiap orang yang terlibat dalam permasalahan ini harus sepakat untuk bekerjasama mengatasinya.
2.    Tindakan perbaikan harus benar-benar akan memberikan dampak positif yang kuat yang akhirnya juga akan menguntungkan semua pihak
3.    Tujuan nyata (dalam hal ini efisiensi dan produktivitas kerja diharapkan akan meningkat) harus bisa diformulasikan secara konkrit dan jelas
Diagram pareto dapat diaplikasikan untuk proses perbaikan dalam berbagai macam aspek permasalahan. Diagram pareto ini seperti halnya diagram sebab akibat tidak saja efektif digunakan untuk usaha pengendalian kualitas produk, akan tetapi juga bisa diaplikasikan untuk (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Mengatasi problem pencapaian efisiensi atau produktivitas kerja yang lebih tinggi lagi.
2.    Problem-problem keselamatan kerja
3.    Penghematan atau pengendalian materials, energi dan lain-lain.
4.    Perbaikan system dan prosedur kerja.
2.5. Diagram Sebab Akibat
     Diagram sebab akibat merupakan salah satu alat dalam statistical process control. Penjelasan lebih lanjut untuk diagram sebab akibat adalah sebagai berikut.

2.5.1 Sejarah Diagram Sebab Akibat
 Diagram sebab akibat diperkenalkan pertama kali oleh Kouro Ishikawa (Tokyo University) pada tahun 1943. Diagram ini disebut juga grafik tulang ikan, yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa penyebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya. Kegunaan dari diagram sebab-akibat antara lain, yaitu (Montgomery, 1991):
1.    Untuk mengenal penyebab yang penting.
2.    Untuk memahami semua akibat dan penyebab.
3.    Untuk memperbandingkan prosedur kerja.
4.    Untuk menemukan pemecahan yang tepat.
5.    Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan.
6.    Lebih efisien dalam menganalisa kondisi aktual untuk perbaikan kualitas produk atau jasa, juga dapat mengurangi biaya.
7.    Dapat membuat standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan.
8.    Pembelajaran pada pihak terkait untuk membuat keputusan dan tindakan perbaikan pada ketidaksesuaian tersebut.
9.    Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan dari pelanggan.

2.5.2 Langkah-Langkah Membuat Diagram Sebab Akibat
 Diagram sebab akibat ini sangat bermanfaat untuk mencari faktor-faktor penyebab sedetail-detailnya dan mencari hubungannya dengan penyimpangan kualitas kerja yang ditimbulkannya. Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab-akibat dapat diuraikan sebagai berikut (Besterfield, 2009):
1. Tetapkan karakteritik kualitas yang akan dianalisis. Karakteristik kualitas adalah kondisi yang ingin diperbaiki dan dikendalikan. Usahakan adanya tolak ukur yang jelas dari permasalahan tersebut sehingga perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan akan dapat dilakukan. Gambarlah sebuah garis horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung sebelah kanan dan kotak di depannya. Akibat atau masalah yang ingin dianalisis ditempatkan dalam kotak.
2.    Tulislah penyebab utama (manusia, bahan, mesin dan metode) dalam kotak yang ditempatkan sejajar dan agak jauh dari garis panah utama. Hubungan kotak tersebut dengan garis panah yang miring ke arah garis panah utama. Kadang mungkin diperlukan untuk menambahkan lebih dari empat macam penyebab utama.
3.    Tulislah penyebab kecil pada diagram tersebut di sekitar penyebab utama, yang penyebab kecil tersebut mempunyai pengaruh terhadap penyebab utama. Hubungan penyebab kecil tersebut dengan sebuah garis panah dari penyebab utama yang bersangkutan.
4.    Check apakah semua items yang berkaitan dengan karakteristik kualitas output benar-benar sudah kita cantumkan dalam diagram?
5.    Carilah faktor-faktor penyebab yang paling dominan! Dari diagram yang sudah lengkap, dibuat pada langkah tiga dicari faktor-faktor penyebab yang dominan secara berurutan dengan menggunakan diagram pareto. Apabila kesulitan didalam menetapkan urutan ini, maka pilihlah faktor-faktor penyebab yang dominan tadi dengan jalan voting atau pemilihan suara terbanyak, selanjutnya tuliskan urutan-urutan tersebut dalam diagram yang ada!
Diagram sebab-akibat sendiri adalah suatu diagram yang menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukan hubungan antara penyebab dan akibat suatu masalah, untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan atas masalah tersebut. Diagram sebab-akibat ini sering disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena bentuknya seperti tulang ikan (Besterfield, 2009).
 








                                              




Gambar 2.16 Struktur Diagram Sebab-Akibat

5.5.3 Lima Faktor Penyebab Kecacatan
      Untuk mancari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada lima faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Manusia
2.    Metode kerja
3.    Mesin atau peralatan kerja
4.    Bahan-bahan baku
5.    Lingkungan kerja
Hubungan penyimpangan kualitas dengan faktor-faktor penyebab tersebut dapat digambarkan diagram berikut (Wignjosoebroto, 2003):
    Gambar 2.17 Diagram Sebab-Akibat

2.6. Diagram Pencar
     Diagram pencar atau disebut juga scatter diagram merupakan salah satu alat dari statistical process cintrol. Penjelasan mengenai diagram pencar adalah sebagai berikut ini.
2.6.1 Pengertian Diagram Pencar
   Scatter Diagram merupakan cara paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel. Langkah-langkah yang diambil pun sederhana. Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,y). Dari titik tersebut dapat diketahui antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi hubungan positif atau negative. Pada dasarnya diagram tebar (Scatter Diagram) merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk (Besterfield, 2009):
1.    Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi bagian dari mesin, banyaknya kunjungan tenaga penjual (salesman) dan hasil penjualan, temperatur dan hasil proses kimia, downtime mesin dan banyaknya produk yang ditolak (cacat), konsumsi makanan dan pertambahan bobot badan, biaya pengeluaran iklan dan penjualan, pengalaman kerja dan performa si karyawan, dan lain-lain.
2.    Menentukan jenis penjualan dari dua variabel itu,apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan.

2.6.2 Pembuatan Diagram Pencar
      Pembuatan diagram tebar memiliki tiga langkah. Berikut merupakan angkah-langkah pembuat diagram tebar antara lain, yaitu (Besterfield, 2009):
1.    Kumpulkan sampel data yang hubungannya akan diteliti. Masukan data ini dalam suatu lembar data.
2.    Gambarkan dua sumbu secara vertikal (sumbu y) dan horizontal (sumbu x) ini sebaiknya sama panjangnya agar diagram mudah dibaca. Apabila hubungan antara dua macam data ini merupkan hubungan sebab-akibat maka sumbu vertikal biasanya menunjukan nilai kuantitatif dari akibat, sedangkan sumbu horizontal akan menunjukan nilai kuantitatif dari sebab.
3.    Plot data yang ada dalam grafik. Titk-titik data in diperoleh dengan memotongkan nilai kuantitatif yang ada dari kedua sumbu vertical dan horizontal. Apabila nilai data ternyata berulang dan jatuh pada titik yang sama maka lingkari titik tersebut sesuai dengan frekuensi pengulangannya.
 
Gambar 2.18 Contoh Diagram Tebar

2.6.3 Petunjuk Membaca Diagram Pencar
      Dari penyebaran titik-titik scatter bisa dianalisis hubungan. Faktor sebab akibat yang ada. Pada umumnya penyebaran data ini akan cenderung mengikuti lima model berikut ini (Wignjosoebroto, 2003):
1.    Korelasi positif
Harga y akan naik apabila x naik pula. Apabila x dikendalikan maka y juga akan dikendalikan.
Gambar 2.19 Scatter Diagram Korelasi Positif
2.    Ada gejala korelasi positif
Bila x naik maka y cenderung naik, tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor selain x.
Gambar 2.20 Scatter Diagram Ada Gejala Korelasi Positif
3.    Tidak terlihat adanya korelasi
Gambar 2.21 Scatter Diagram Tidak Ada Korelasi
4.    Ada gejala korelasi negative
Naiknya x akan menyebabkan kecenderungan menurunnya y.
Gambar 2.22 Scatter Diagram Ada Gejala Korelasi Negatif
5.    Korelasi negative
Naiknya x akan menyebabkan menurunnya y, sehingga kalau x bisa dikontrol maka y juga akan terkontrol.
Gambar 2.23 Scatter Diagram Korelasi Negatif

2.7. Histogram
Dalam histogram, nilai dari peubah berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang digambarkan oleh kelas.

2.7.1 Pengertian Histogram
      Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan distribusi yang diperoleh bilamana data dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat bedasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh datanya diambil. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan melihat bentuk sifat dispersi dan nilai rata-rata diperoleh. Beberapa catatan terkait histogram, yakni (Besterfield, 1991):
1.    Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang
2.    Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil.
3.    Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila  memungkinka histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
4.    Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
5.    Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif. 
Histogram merupakan suatu potret dari proses yang menunjukan: distribusi dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran itu. Dengan demikian histogram dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan yang dilakukan secara kontinu atau terus-menerus (Montgomery, 1991).
Untuk memudahkan analisis, kelompokan terlebih dahulu data yang sekelas, biasanya dilihat secara kelompok dan kelompok-kelompok dari data tersebut akan bertebaran mulai dari kelas rendah sampai yang tinggi, namun apabila data yang ada bersifat kualitatif, pengelompokannya dapat dilakukan secara bebas seperti terlihat pada contoh histogram sederhana di bawah ini (Montgomery, 1991):
Gambar 2.24 Contoh Histogram

2.7.2 Langkah-Langkah Membuat Histogram   
  Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan variasi terkecil. Histogram juga menunjukan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Dalam histogram garis vertikal menunjukan banyaknya observasi tiap-tia kelas. Berikut langkah-langkah penyusunan histogram adalah (Mitra, 1993):
1.    Menentukan batas-batas observasi misalnya perbedaan antara nilai terbesar dan nilai terkecil.
2.    Memilih kels-kelas atau sel-sel. Biasanya dalam menentukan banyaknya kelas, apabila n menunjukan banyaknya data, maka banyaknya kelas ditunjukan dengan akar n.
   Text Box: R = Xmaks – Xmin   (2.1)
3.    Menentukan lebar kelas-kelas tersebut biasanya semua kelas mempunyai lebar yang sama. Lebar kelas ditentukan dengan membagi range dengan banyak kelas.
                                      Text Box: L = R / K

.............. (2.2)
4.    Menentukan batas-batas kelas tentukan banyaknya observai pada masing-masing kelas dan yakinkan bahwa kelas-kelas tersebut tidak saling tumpng tindih.
              Text Box: K = 1 + 3,3 log n........... (2.3)
5.    Tentukan batas kelas (batas bawah dan atas) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Text Box: Batas Bawah = Tepi Bawah – 0,5
Batas Atas = Tepi Atas + 0,5



 ....(2.4)
6.    Mengganbar frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya
     Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi populasi yang akan diamati. Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalam menentukan besaran nilai tengah  (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan menggambarkan penyebaran data yang tercipta (Montgomery, 1991).

2.8. Peta Kontrol
     Peta kontrol adalah sebuah alat grafik dari statistical process control yang digunakan untuk perbaikan kualitas. Penjelasan dari peta kontrol adalah sebagai berikut.

2.8.1 Pengertian Peta Kontrol
 Peta kendali merupakan sebuah alat grafik yang digunakan untuk melakukan pengawasan dari sebuah proses yang sedang berjalan. Nilai dari karakteristik kualitas diplot sepanjang garis vertikal, dan garis horizontal mewakili sampel atau subgrup (berdasarkan waktu) di mana karakteristik dari kualitas ditemukan. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanyapenyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali(Montgomery, 1991):
1.    Upper control limit/batas kendali atas (UCL) Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.
2.    Central line/garis pusat atau tengah (CL) Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel.
3.    Lower control limit/batas kendali bawah (LCL) Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.
Gambar 2.20 Peta Kontrol

2.8.3 Langkah-Langkah Membuat Peta Kontrol
      Pembuatan peta control tidaklah mudah, dibutuhkan beberapa langkah untuk membuat peta control. Langkah-langkah membuat peta kontrol untuk rata-rata (-chart) dan langkah-langkah membuat peta untuk rentang (R-chart) yakni(febriani.staffsite.gunadarma.ac.id):
1.    Tentukan ukuran contoh/subgrup (n=4,5,6,...). Untuk keperluan praktek biasanya ditentukan limat unit pengukuran dari setiap contoh (n=5).
2.    Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20 subgrup atau paling sedikit 60-100 titik data individu.
3.    Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup,yaitu .
4.    Hitung nilai rata-rata dari seluruh , yaitu X-double bar yang merupakan garis tengah (center line) dari peta kendali .
5.    Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range (R).
6.    Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R-bar yang merupakan garis tengah (center line) dari peta kendali R.
7.    Hitung batas kendali dari peta kendali  :
                
                UCL =  + (A2*..............(2.5)

                LCL =-(A2*. ..............(2.6)
8.    Hitung batas kendali untuk peta kendali R :
                   UCL = D4*..................(2.7)

                   LCL = D3*..................(2.8)  
9.    Plot data  dan R pada peta kendali  dan R serta amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau tidak berada dalam pengendalian.
10.  Menghitung indeks kapabilitas proses (Cp) :
                  ................(2.9)
Kriteria penilaian :
a.  Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat baik.
b.  Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33 , maka kapabilitas proses baik, namun perlu pengendalian ketat apabila Cp menedekati 1,00.
c.  Jika Cp < 1,00 , maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu ditingkatkan perfomansinya melalui perbaikan proses itu.
Perhitungan indeks Cpk :
Cpk = Minimum {CPL, CPU}
             .... ..(2.10)

Kriteria penilaian :
a.      Jika CPL > 1,33, berarti proses akan mampu memenuhi LSL.
b.      Jika 1,00 < CPL < 1,33, berarti proses masih mampu memenuhi LSL namun perlu pengendalian ketat apabila CPL mendekati 1,00.
c.      Jika CPL < 1,00, berarti proses tidak mampu memenuhi LSL.
d.      Jika CPU > 1,33, berarti proses akan mampu memenuhi USL.
e.      Jika 1,00 < CPU < 1,33, berarti proses masih mampu memenuhi USL namun perlu pengendalian jika CPU mendekati 1,00.
f.      Jika CPL < 1,00, berarti proses tidak mampu memenuhi USL.