Kamis, 16 Oktober 2014

ENTREPRENEUR

ENTREPRENEUR

Kesalahpahaman Tentang Pendidikan Entrepreneur
Pendidikan entrepreneurship dapat dimaknai sebagai pendidikan calon pengusaha agar memiliki keberanian, kemandirian, serta ketrampilan sehingga meminimalkan kegagalan dalam usaha. Pendidikan entrepreneurship bukanlah pendidikan marketing atau penjualan yang mendidik seseorang untuk jadi pedagang, Entrepreneur jauh lebih luas daripada sekedar menjadi penjual. Ada dua karakter seorang entrepreneur. Pertama entrepreneur sebagai creator yaitu menciptakan usaha atau bisnis yang benar-benar baru. Kedua, entrepreneur sebagai innovator, yaitu menggagas pembaruan baik dalam produksi. Mereka yang disebut entrepreneur sejati adalah mereka yang mampu mengembangkan inovasi dalam bisnis sekaligus mampu memasarkan dengan baik (Nugroho, 2009).


Pendidikan Entrepreneur Sejak Dini
Zaman sudah berubah, kita tidak bisa lagi mendidik anak-anak kita dizaman sekarang dengan cara yang sama dengan orang tua dulu mendidik kita. Kita harus kreatif dan inovatif dalam mendidik anak dijaman sekarang. Anak-anak harus di ajarkan spirit entrepreneur sejak dini. Agar kelak generasi penerus kita tidak lagi menjadi bangsa kuli. Anak-anak dalam usia emas memiliki potensi luar biasa, terutama kerja otaknya. Stimulus orang tua sangat penting untuk membangkitkan potensi optimal anak-anak. Mungkin timbul keragu-raguan, karena sebagian besar orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter atau insinyur. Mindset mendidik anak-anak dengan mental untuk menjadi pegawai harus diubah, apapun cita-cita anak haruslah didukung, dan mereka tetap harus memiliki jiwa entrepreneur.
Tidak kalah penting adalah support dari orang tua. Support orang tua kepada anaknya bisa berupa memberikan modal kepada anak untuk menciptakan benda sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Selain modal support adalah dalam bentuk motivasi kepada anak. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika anak berprestasi, atau berhasil dalam melakukan penjualan si anak mengalami keuntungan atau dorongan semangat untuk pantang menyerah atau membantu menganalisa kenapa rugi, jika si anak mengalami kerugian. Support yang seperti ini sangat membantu bagi si anak karena dengan support, mereka akan semakin semangat manakala ia mendapatkan keuntungan dari usahanya tadi dan tidak patah semangat jika mengalami kerugian. Robert Kiyosaki dalam buku larisnya Rich Dad, Poor Dad tampak mendramatisasi pola didik dari dua orang tuanya ayah kaya (ayah angkatnya) dan ayah miskin (ayah kandung). Pola didik saling bertentangan untuk memaknai sebuah usaha dan hasrat menjadi kaya. Esensi sebenarnya dari Robert Kiyosaki adalah apakah kita orang tua yang menunjukkan kepada anak rahasia-rahasia hidup sukses ataukah kita oramg tua hanya akan menunjukkan kepada anak, hidup sebagai orang biasa seperti air mengalir, syukur- syukur memperoleh pekerjaan mapan sebagai pegawai negeri sipil ataupun pegawai di perusahaan swasta. Disamping Orang tua, guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik atau menanamkan mindset anak untuk menjadi seorang entrepreneur.
Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu anak dihabiskan disekolah dan anak sangat percaya dengan apapun yang diajarkan oleh gurunya. Guru hendaknya membina dan menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship ke anak, guru harus memberikan fasilitas dan kreatif dalam memberikan pengajaran dan pendidikan pada anak. Guru dalam mengajar harus bisa mengaitkan apa yang diajarkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan entrepreneurship. Entrepreneurship sangat dibutuhkan oleh anak karena jika ini diberikan oleh guru secara kontinyu lambat laun akan tertanam di mindset anak tentang entrepreneurship. Kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan entrepreneurship dan yang terpenting lagi anak tidak akan takut dengan resiko yang dihadapi.
Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses dari program entrepreneurship sejak dini. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya untuk melatih dan mengembangkan jiwa entrepreneurship nya, orangtua sebagai motivator bagi anak. Jika ini bisa diwujudkan pada semua atau sebagaian besar masyarakat dan sekolah–sekolah di Indonesia maka generasi entrepreneur yang kuat tidak akan kekurangan. Entrepreneur yang kuat dan dengan jumlah yang banyak membuat bangsa ini semakin kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa. Ekonomi yang stabil membuat bangsa ini kuat terhadap badai krisis keuangan ataupun krisis global yang terjadi saat ini.

CIRI-CIRI ENTREPRENEUR
Entrepreneurship merupakan orang yang berani mengambil resiko dalam membangun kewirausahaan. Seorang entrepreuner biasanya memiliki beberapa ciri-ciri dan berikut merupakan ciri-ciri dari entrepreneur (bisnisukm.com).
Memiliki mimpi besar, Seorang entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai menjalankan bisnisnya karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka. Mimpi yang mereka miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga dalam mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih terarah, dan berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan sekedar menjadi seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk menciptakan lapangan kerja baru yang dapat memberdayakan masyarakat.

Pandai mengatasi ketakutannya, banyak orang yang masih takut untuk mengambil resiko, namun hal ini tidak berlaku bagi seorang entrepreneur. Mereka pandai dalam mengelola ketakutannya dan menumbuhkan keberanian untuk meninggalkan segala kenyamanan yang ada, serta memilih menghadapi sebuah resiko. Namun keberanian untuk menghadapi resiko tetap disertai dengan perhitungan yang matang. Sehingga seorang entrepreneur bukan hanya berani nekat saja, tetapi juga berani bertanggungjawab atas keputusan yang telah diperhitungkannya.

Mempunyai cara pandang yang berbeda, Seorang entrepreneur selalu memandang masalah, kesulitan, keadaan lingkungan sekitar, perubahan trend dan kejadian yang sedang dihadapinya saat ini, untuk memunculkan kreativitas guna menciptakan ide – ide bisnis dan konsep bisnis yang memiliki prospek cukup cerah. Selain itu segala kejadian yang ada di sekitarnya menjadi ide bagi mereka, yang selanjutnya dijadikan sebagai peluang usaha baru yang menjadi impiannya.

        strategy Marketing, Seorang entrepreneur juga memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pemasaran bisnis, sehingga dalam membangun sebuah bisnis pertumbuhannya bisa semakin cepat. Tanpa adanya skill ini, orang yang memulai usaha akan memperoeh beban lebih berat dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai impiannya.

        Menyukai hal yang baru, Banyak orang yang memilih untuk bertahan di zona aman, namun seorang entrepreneur tidak suka berlama – lama dengan kegiatan yang monoton. Dia lebih suka menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan tantangan yang dihadapinya menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Bahkan banyak entrepreneur yang menganggap tantangan adalah peluang bagi mereka.

Berani mengambil resiko, entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya. Namun dengan menganggap bahwa semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis bahwa semua rintangan bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk menghancurkan rintangan tersebut.

Optimis selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik guna memberikan hasil yang terbaik pula bagi para konsumennya. Itu yang selalu ada dalam diri seorang entrepreneur, mereka cenderung perfectionist. Karena mereka memiliki tujuan untuk mencari cara yang terbaik agar konsumennya tidak merasa kecewa dengan pelayanan yang telah diberikannya.

Disiplin, kedisiplinan menjadi hal penting bagi seorang entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang sama halnya melewatkan sebuah peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka benar adanya jika ada pepatah yang mengatakan “ time is money ” karena dengan membuang waktu sama halnya dengan melewatkan begitu saja peluang untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan.

Memiliki kemampuan untuk memimpin, seorang entrepreneur merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, Anda dapat memotivasi diri sendiri dalam hal pengambilan keputusan. Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, maka secara tidak langsung Anda juga harus siap menjadi pemimpin yang baik bagi para karyawan Anda, karena mereka berkaca pada diri Anda. Jadilah teladan yang baik bagi karyawan Anda, dan dorong mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi para para konsumen.

Pantang menyerah, seorang entrepreneur memiliki visi dan semangat juang yang besar. Mereka pantang menyerah pada hambatan, tidak pernah putus ada untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik bagi para konsumennya. Jika menemui jalan buntu, seorang entrepreneur tidak akan diam begitu saja menerima kegagalan. Mereka akan mencari jalan alternatif, agar bisa meraih impiannya.





DAFTAR PUSTAKA
http://bisnisku.com/ciri-seorang-entrepreneur.html diakses tanggal 11 Oktober 2014
Kiyosaki, Robert T. 2002. Rich Dad, Poor Dad. Jakarta: Gramedia.
Riant Nugroho. 2009. Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra: Membangun Keunggulan Bangsa dengan Membangun Entrepreneur. Jakarta: Elexmedia.
Tejo Nurseto. http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 11 Oktober 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar