ENTREPRENEUR
Kesalahpahaman Tentang Pendidikan
Entrepreneur
Pendidikan entrepreneurship dapat
dimaknai sebagai pendidikan calon pengusaha agar memiliki keberanian,
kemandirian, serta ketrampilan sehingga meminimalkan kegagalan dalam usaha.
Pendidikan entrepreneurship bukanlah pendidikan marketing atau penjualan yang
mendidik seseorang untuk jadi pedagang, Entrepreneur jauh lebih luas daripada
sekedar menjadi penjual. Ada dua karakter seorang entrepreneur. Pertama
entrepreneur sebagai creator yaitu
menciptakan usaha atau bisnis yang benar-benar baru. Kedua, entrepreneur
sebagai innovator, yaitu menggagas pembaruan baik dalam produksi. Mereka yang
disebut entrepreneur sejati adalah mereka yang mampu mengembangkan inovasi
dalam bisnis sekaligus mampu memasarkan dengan baik (Nugroho, 2009).
Pendidikan Entrepreneur Sejak Dini
Zaman sudah berubah, kita tidak
bisa lagi mendidik anak-anak kita dizaman sekarang dengan cara yang
sama dengan orang tua dulu mendidik kita. Kita harus kreatif dan inovatif dalam
mendidik anak dijaman sekarang. Anak-anak harus di ajarkan spirit entrepreneur
sejak dini. Agar kelak generasi penerus kita tidak lagi menjadi bangsa
kuli. Anak-anak dalam usia emas memiliki potensi luar biasa, terutama
kerja otaknya. Stimulus orang tua sangat penting untuk membangkitkan potensi
optimal anak-anak. Mungkin timbul keragu-raguan, karena sebagian
besar orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter atau insinyur. Mindset
mendidik anak-anak dengan mental untuk menjadi pegawai harus diubah,
apapun cita-cita anak haruslah didukung, dan mereka tetap harus memiliki
jiwa entrepreneur.
Tidak kalah penting adalah support dari
orang tua. Support orang tua kepada anaknya bisa berupa
memberikan modal kepada anak untuk menciptakan benda sehingga bisa menghasilkan
sesuatu yang bernilai jual. Selain modal support adalah
dalam bentuk motivasi kepada anak. Bentuk motivasi itu antara lain bisa
berwujud ucapan selamat ketika anak berprestasi, atau berhasil dalam melakukan
penjualan si anak mengalami keuntungan atau dorongan semangat untuk pantang
menyerah atau membantu menganalisa kenapa rugi, jika si anak mengalami
kerugian. Support yang
seperti ini sangat membantu bagi si anak karena dengan support, mereka akan semakin semangat manakala ia
mendapatkan keuntungan dari usahanya tadi dan tidak patah semangat jika
mengalami kerugian. Robert Kiyosaki dalam buku larisnya Rich Dad, Poor Dad
tampak mendramatisasi pola didik dari dua orang tuanya ayah kaya (ayah
angkatnya) dan ayah miskin (ayah kandung). Pola didik saling bertentangan untuk
memaknai sebuah usaha dan hasrat menjadi kaya. Esensi sebenarnya dari Robert
Kiyosaki adalah apakah kita orang tua yang menunjukkan kepada
anak rahasia-rahasia hidup sukses ataukah kita oramg tua hanya akan
menunjukkan kepada anak, hidup sebagai orang biasa seperti air mengalir,
syukur- syukur memperoleh pekerjaan mapan sebagai pegawai negeri sipil ataupun
pegawai di perusahaan swasta. Disamping Orang tua, guru memegang peranan yang
sangat penting dalam mendidik atau menanamkan mindset anak
untuk menjadi seorang entrepreneur.
Hal ini dikarenakan sebagian besar
waktu anak dihabiskan disekolah dan anak sangat percaya dengan apapun yang
diajarkan oleh gurunya. Guru hendaknya membina dan menumbuh kembangkan
jiwa entrepreneurship ke anak, guru harus memberikan fasilitas
dan kreatif dalam memberikan pengajaran dan pendidikan pada anak. Guru dalam
mengajar harus bisa mengaitkan apa yang diajarkan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan entrepreneurship. Entrepreneurship sangat
dibutuhkan oleh anak karena jika ini diberikan oleh guru secara kontinyu lambat
laun akan tertanam di mindset anak tentang entrepreneurship. Kelak
ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan entrepreneurship dan
yang terpenting lagi anak tidak akan takut dengan resiko yang dihadapi.
Sekolah dan orang tua merupakan
kunci sukses dari program entrepreneurship sejak
dini. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya
untuk melatih dan mengembangkan jiwa entrepreneurship nya,
orangtua sebagai motivator bagi anak. Jika ini bisa diwujudkan pada semua atau
sebagaian besar masyarakat dan sekolah–sekolah di Indonesia maka
generasi entrepreneur yang kuat tidak akan
kekurangan. Entrepreneur yang kuat dan dengan jumlah yang
banyak membuat bangsa ini semakin kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi
bangsa. Ekonomi yang stabil membuat bangsa ini kuat terhadap badai krisis
keuangan ataupun krisis global yang terjadi saat ini.
CIRI-CIRI ENTREPRENEUR
Entrepreneurship merupakan orang
yang berani mengambil resiko dalam membangun kewirausahaan. Seorang entrepreuner
biasanya memiliki beberapa ciri-ciri dan berikut merupakan ciri-ciri dari
entrepreneur (bisnisukm.com).
Memiliki mimpi
besar, Seorang
entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai menjalankan bisnisnya
karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka. Mimpi yang mereka
miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga dalam
mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi
yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih
terarah, dan berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan
sekedar menjadi seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk
menciptakan lapangan kerja baru yang dapat memberdayakan masyarakat.
Pandai mengatasi
ketakutannya, banyak
orang yang masih takut untuk mengambil resiko, namun hal ini tidak berlaku bagi
seorang entrepreneur. Mereka pandai dalam mengelola ketakutannya dan
menumbuhkan keberanian untuk meninggalkan segala kenyamanan yang ada, serta
memilih menghadapi sebuah resiko. Namun keberanian untuk menghadapi resiko
tetap disertai dengan perhitungan yang matang. Sehingga seorang entrepreneur
bukan hanya berani nekat saja, tetapi juga berani bertanggungjawab atas
keputusan yang telah diperhitungkannya.
Mempunyai cara
pandang yang berbeda, Seorang entrepreneur selalu memandang masalah,
kesulitan, keadaan lingkungan sekitar, perubahan trend dan kejadian yang sedang
dihadapinya saat ini, untuk memunculkan kreativitas guna menciptakan ide – ide
bisnis dan konsep bisnis yang memiliki prospek cukup cerah. Selain itu
segala kejadian yang ada di sekitarnya menjadi ide bagi mereka, yang
selanjutnya dijadikan sebagai peluang usaha baru yang menjadi
impiannya.
strategy Marketing, Seorang entrepreneur juga memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pemasaran bisnis, sehingga dalam membangun sebuah bisnis pertumbuhannya bisa semakin cepat. Tanpa adanya skill ini, orang yang memulai usaha akan memperoeh beban lebih berat dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai impiannya.
Menyukai hal yang baru, Banyak orang yang memilih untuk bertahan di zona aman, namun seorang entrepreneur tidak suka berlama – lama dengan kegiatan yang monoton. Dia lebih suka menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan tantangan yang dihadapinya menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Bahkan banyak entrepreneur yang menganggap tantangan adalah peluang bagi mereka.
Berani mengambil
resiko, entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya
kegagalan itu tidak ada. Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat
besar dan rintangan kecil. Kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak
berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya. Namun dengan menganggap bahwa
semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis bahwa semua rintangan
bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk menghancurkan
rintangan tersebut.
Optimis selalu
berusaha untuk melakukan yang terbaik guna memberikan hasil yang terbaik pula
bagi para konsumennya. Itu yang selalu ada dalam diri seorang entrepreneur,
mereka cenderung perfectionist.
Karena mereka memiliki tujuan untuk mencari cara yang terbaik agar konsumennya
tidak merasa kecewa dengan pelayanan yang telah diberikannya.
Disiplin, kedisiplinan
menjadi hal penting bagi seorang entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang
sama halnya melewatkan sebuah peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka
benar adanya jika ada pepatah yang mengatakan “ time is money ” karena
dengan membuang waktu sama halnya dengan melewatkan begitu saja peluang untuk
mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang entrepreneur selalu disiplin
dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan.
Memiliki
kemampuan untuk memimpin, seorang entrepreneur merupakan
pemimpin bagi dirinya sendiri dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan
memiliki jiwa kepemimpinan, Anda dapat memotivasi diri sendiri dalam hal
pengambilan keputusan. Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, maka
secara tidak langsung Anda juga harus siap menjadi pemimpin yang baik bagi para
karyawan Anda, karena mereka berkaca pada diri Anda. Jadilah teladan yang baik
bagi karyawan Anda, dan dorong mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi
para para konsumen.
Pantang menyerah, seorang
entrepreneur memiliki visi dan semangat juang yang besar. Mereka pantang
menyerah pada hambatan, tidak pernah putus ada untuk selalu mencoba memberikan
yang terbaik bagi para konsumennya. Jika menemui jalan buntu, seorang
entrepreneur tidak akan diam begitu saja menerima kegagalan. Mereka akan
mencari jalan alternatif, agar bisa meraih impiannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnisku.com/ciri-seorang-entrepreneur.html diakses tanggal 11 Oktober 2014
Kiyosaki, Robert T. 2002. Rich
Dad, Poor Dad. Jakarta: Gramedia.
Riant Nugroho. 2009. Memahami
Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra: Membangun Keunggulan Bangsa
dengan Membangun Entrepreneur. Jakarta:
Elexmedia.
Tejo Nurseto. http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 11 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar