Minggu, 04 November 2012

tugas isd internasional


Simbol Pita Merah digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS
                                               
      Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.
                                       

      Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss. Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Pgoram AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988. Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia.
Ia merasa bahwa karena 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS, penerbitan media akan kelelahan dengan liputan pasca-pemilu mereka dan bersemangat untuk mencari cerita baru untuk mereka liput. Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia. Bunn, yang sebelumnya bekerja sebagai reporter yang meliput epidemi ini untuk PIX-TV di San Francisco, bersama-sama dengan produsennya, Nansy Saslow, juga memikirkan dan memulai "AIDS Lifeline" ("Tali Nyawa AIDS") - sebuah kampanye penyadaran masyarakat dan pendidikan kesehatan yang disindikasikan ke berbagai stasiun TV di AS. "AIDS Lifeline" memperoleh Penghargaan Peabody, sebuah Emmy lokal, dan Emmy Nasional pertama yang pernah diberikan kepada sebuah stasiun lokal di AS.

     
      Pada 18 Juni 1986, sebuah proyek "AIDS Lifeline" memperoleh penghargaan "Presidential Citation for Private Sector Initiatives", yang diserahkan oleh Presiden Ronald Reagan. Bunn kemudian diminta oleh Dr. Mann, atas nama pemerintah AS, untuk mengambil cuti dua tahun dari tugas-tugas pelaporannya untuk bergabung dengan Dr. Mann (seorang epidemolog untuk Pusat Pengendalian Penyakit) dan membantu untuk menciptakan Program AIDS Global. Bunn menerimanya dan diangkat sebagai Petugas Informasi Umum pertama untuk Pgoram AIDS Global.
Bersama-sama dengan Netter, ia menciptakan, merancang, dan mengimplementasikan peringatan Hari AIDS Sednia pertama - kini inisiatif kesadaran dan pencegahan penyakit yang paling lama berlangsung dalam jenisnya dalam sejarah kesehatan masyarakat.) Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mulai bekerja pada 1996, dan mengambil alih perencanaan dan promosi Hari AIDS Sedunia. Bukannya memusatkan perhatian pada satu hari saja, UNAIDS menciptakan Kampanye AIDS Sedunia pada 1997 untuk melakukan komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun.

      Pada dua tahun pertama, tema Hari AIDS Sedunia dipusatkan pada anak-anak dan orang muda. Tema-tema ini dikiritk tajam saat itu karena mengabaikan kenyataan bahwa orang dari usia berapapun dapat terinfeksi HIV dan menderita AIDS. Tetapi tema ini mengarahkan perhatian kepada epidemi HIV/AIDS, menolong mengangkat stigma sekitar penyakit ini, dan membantu meningkatkan pengakuan akan masalahnya sebagai sebuah penyakit keluarga. Pada 2004, Kampanye AIDS Sedunia menjadi organisasi independen.


      Setiap hari 6.000 orang di bawah umur 25 tahun terinfeksi HIV/AIDS. Setiap jam 40 anak meninggal karena AIDS.
Di negara-negara berkembang, lebih banyak guru yang meninggal setiap tahunnya karena AIDS daripada guru yang dapat dilatih untuk mengantikan mereka. Lebih dari setengah dari seluruh tempat tidur pada rumah sakit di beberapa negara Afrika Sub-Sahara sering diisi oleh pasien AIDS, sehingga menyulitkan perawatan bagi pasien lain. Pada hakekatnya segala tujuan sosial dan ekonomi di negara-negara berkembang akan terganggu jika pengobatan AIDS tidak terjangkau oleh lebih dari enam juta orang yang saat ini sedang berjuang bertahan tanpa pengobatan itu.

PandemiGlobal
sekarang ini terdapat:
1.  33,2 juta orang dewasa dan anak-anak dengan HIV/AIDS
2. 2,5 juta orang yang baru terinfeksi pada tahun 2007
3. 2,1 juta kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS pada tahun 2007, termasuk 330.000 anak-anak
Pada negara-negara yang sangat terpengaruh, HIV telah mengurangi harapan hidup sebanyak lebih dari 20 tahun, memperlambat perkembangan ekonomi, dan memperburuk kemiskinan rumah tangga. Di Afrika Sub-Sahara sendiri, hampir 12 juta anak yang berumur di bawah 18 tahun menjadi yatim piatu karena epidemi ini. Di Asia, yang tingkat infeksinya lebih rendah dari Afrika, HIV menyebabkan kehilangan produktivitas yang lebih besar daripada penyakit lainnya, dan kemungkinan besar akan mendorong 6 juta keluarga lagi ke jurang kemiskinan sampai dengan tahun 2015 kecuali jika pemerintah memberikan tanggapan yang lebih serius (Komisi AIDS di Asia, 2008).

Selain itu, sejak tahun 2002 AIDS merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia di antara penduduk berumur 15-59. Setengah dari mereka yang hidup dengan HIV/AIDS adalah perempuan, dan lebih dari 90% dari semua infeksi HIV pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh penyebaran dari ibu ke anak. Afrika Sub-Sahara adalah kawasan yang paling terpengaruh di dunia, dengan 22,5 juta orang dengan HIV. Asia Selatan dan Tenggara, Eropa Timur, dan Asia Timur juga terus dihantam keras oleh pandemi itu.
Berkat upaya gabungan dari LSM, donor dan pemerintah, telah terjadi kemajuan. Contohnya, keberhasilan dalam menurunkan biaya obat antiretroviral (ARV) yang menyelamatkan jiwa telah membantu memastikan bahwa sampai dengan akhir tahun 2007 sekitar tiga juta orang dengan HIV mendapatkan pengobatan, yang merupakan peningkatan sebesar 46% dari jumlah orang yang menjalani pengobatan pada tahun sebelumnya.
Tetap saja, hanya 31% orang yang membutuhkan pengobatan ARV di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah yang sekarang memiliki akses terhadap pengobatan itu, dan 33% dari ibu hamil yang positif HIV memiliki akses terhadap pengobatan yang mereka perlukan untuk mencegah penyebaran penyakit kepada anak mereka yang baru lahir.
Menurut Badan Pembangunan PBB (UNDP), HIV telah menimbulkan “pembalikan tunggal yang terhebat pada perkembangan manusia” dalam sejarah modern (UNDP, 2005). Pada saat yang sama, epidemi ini telah meningkatkan kesadaran global atas kesenjangan kesehatan, dan mendorong aksi yang belum pernah terjadi dalam menghadapi sebagian tantangan perkembangan dunia yang paling serius. Dalam sejarah belum pernah ada penyakit serupa yang dapat begitu hebatnya mendorong mobilisasi politik, keuangan dan sumber daya manusia, dan belum pernah ada tantangan pembangunan yang menggugah kepemimpinan dan kepemilikan sedemikian kuat di antara masyarakat dan negara-negara yang paling terpengaruh. Sebagian besar karena dampak HIV, orang di seluruh dunia menjadi semakin tidak mau mentolerir ketidaksetaraan dalam kesehatan dan status ekonomi global yang telah lama tidak ditanggapi.
Pada tahun 2000, para pemimpin dunia menyepakati Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang merefleksikan resolusi yang baru ditemukan untuk membuat dunia lebih aman, lebih sehat, dan lebih adil. Tujuan Pembangunan Milenium 6 menetapkan bahwa, selambat-lambatnya tahun 2015, dunia akan menghentikan dan mulai membalikkan epidemi HIV yang mendunia. Dengan membuat tanggapan HIV sebagai salah satu prioritas internasional yang penting untuk abad ke-21, para pemimpin dunia mengakui pentingnya tanggapan atas HIV bagi kesehatan dan kesejahteraan di masa mendatang dari planet kita yang kian saling terhubung.


              

 
sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar