Senin, 30 April 2012

tulisan pkn ke-8


TUGAS TULISAN KE -8



GOMBALAN_GOMBALAN DAHSYAT

Jika aku disuruh memilih… untuk bernapas atau mencintaimu. Aku akan menggunakan napas terakhirku untuk mengatakan “aku mencintaimu”

Jika ada 100 orang yang mencintai kamu pastilah aku salah satu dari mereka
Jika ada 10 orang yang mencintai kamu pastilah aku juga salah satu dari mereka
Jika tak ada 1 orang pun yang mencintai kamu pastilah saat itu aku sudah tidak ada di dunia, karena aku tidak bisa memilikimu

Cowok : eh jangan duduk deket bunga-bunga
Cewek : loh emang kenapa ?
Cowok : nanti bunga-bunganya layu
Cewek : kok bisa ?
Cowok : mereka layu karena mereka malu kalah cantik sama kamu

Cowok : kenapa malem ini gelap banget ya
Cewek : mendung kali bang
Cowok : kayaknya nggak dech
Cewek : trus napa bang
Cowok : soalnya bulannya sedang menerangi dan menemaniku disini

Cowok : bapak kamu maling ya?
Cewek : ih…..kow jahat si bapak ku dibilang maling kow gitu?
Cowok : iya soalnya kamu pintar banget mencuri hatiku

Cowok : Neng kamu capek gak?
Cewek : Hah? (bingung)
Cowok : Soalnya eneng berlari-lari terus di pikiran abang

paling enggak nyambung kamu tau gak.. pemilu kemaren aku gak milih sby..
TP AKU MILIH KAMU

Aku udah pernah jatuh dari jembatan,
aku udah pernah jatuh dari tangga.
Semuanya gak enak.
Tapi ada satu jatuh yang paling enak, yaitu jatuh
cinta sama kamu

cowok : boleh nanya nga?
cewek : nanya apaan?
cowok : bapak km dulu astronot yah?
cewek : ga tuh, emank knp?
cowok : AKU LIHAT BINTANG DIMATAMU

Cowo : ehh aku boleh pinjem hape kamu ga? penting banget neh!!
Cewe : emangnya kenapa??
Cowo : Aku mau nelpon mamaku, kalau disampingku ada cewe manissss banget!!!

co: waktu kamu lahir pasti lagi ujan ya..
ce: loh kok tau..
co: abis langit nangis ditinggalin bidadari secantik kamu

cowo: hmmm,mba mba aduh liat ga si mba ada yang jatuh nih barusan
cw:ha? knp mas?? ada apa mungkin saya bisa bantu cariin,apa yang jatuh mas?.
cowo: hatiku mba yang jatuh ketika melihat mata mu,

cewe: "knpa drtdi ngliatin sy kak?"
cowo: "km klo d liat manis banget sih... sampe diabetes kakak jdnya.. haha.."
cewe: "ohh gtu.. kalo kakak diabetes karna liat aku yang manis.. boleh gak kalo sy kasi insulin cinta?"
cowo: *senyum senyum*

cowok : boleh pinjem hp nya ga?
Cewek : buat apaan?
Cowok : buat telp Tuhan, mau laporan klo malaikatnya lagi ngelayap dsini...

tilisan pkn ke-7





TUGAS TULISAN KE-7
SAY ... ‘HI’!!! Tidak hanya bahasa, gaya menyapa pun antara satu negara dengan negara lain berbeda. Pribahasa “lain ladang lainbelalang, lain lubuk lian ikannya” SELANDIA BARU Dalam tradisi suku Maori di Selandia Baru ini , gaya sapa ‘pengganti’ jabat tangan yang disebut dengan Hongisangat populer sehari-hari dan bahkan dalam berbagai upacara adat. Caranya : dua orang saling berhadapan, hidung bersentuhan lalu ditekan bersama. Mereka percaya bahwa saat melakukan Hongi, bahwa dua orang saling ‘bertukar’ dan membaurkan ha atau nafas hidup. Konon , cara tersebut diturunkan dari dewa mereka. Jika kita melakukan Hongi ini sekali saja, maka ‘status’ kita akan meningkat dari manuhiri (tamu), menjadi tangata whenua, atau menjadi salah satu warga mereka. Uniknya, di suku Maori ini kalau kita sudah menjadi tangata whenua, artinya kita juga harus ikutan kerja bakti di daerah mereka, seperti memanen kumara(sejenis ketela). Bahkan dimasa lalu, kamupun harus ikut perang melawan suku lain. ALASKA Ini dia gayasapa yang paling ngetop didunia, pernah dengar eskimo kissing atau gaya ‘ciuman’ khas eskimo. Gaya sapa penduduk pribumi yang mendiami daerah Alaska dan Siberia Timur ini diambil dari tradisi Inuit yang disebut kunik. Umumnya, kunik dilakukan sebagai bentuk rasa sayang diantara anggota keluarga atau mereka yang kita cintai. Mirip dengan hongi, cara melakukan kunik adalah saling menggesekkan cuping hidung kita dengan lawan bicara. Konon, cara gesek hidung seperti ini ‘terpaksa’ dilakukan untuk menghindari bibir kedua belah pihak membeku karena kedinginan bila mereka berciuman. Gaya sapa ini menjadi begitu terkenal didunia barat yang modern sejak menjadi muncul dan salah satuscene film Nanook of The North garapan sutradara Robert Flaherty di tahun 1922. Dan jangan lupa mengucapkan ‘Kiana’, yang artinya ‘halo’ saat ber-eskimo kissing. INDIA Sekilas mungkin kata ‘Namaste’, terdengar seperti bahasa Jepang. Padahal kata yang dalam bahasa Sanskerta artinya ‘saya membungkuk padamu’, ini berasal dari India. Saat mengucapkannya, kita akan melakukan gerakan Añjali Mudrâ. Caranya : Saat bertemu dengan seseorang, tangkupkan kedua belah tangan kita didepan dada dengan telapak tangan dan jari-jari saling menempel serta lurus menghadap keatas. Setelah itu barulah sedikit membungkuk untuk memberi salam Namaste. Ada peraturan tak tertulis, bahwa gadis-gadis di India tidak menjabat tangan pria asing. Namaste juga biasanya di ucapkan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua, atau orang yang berkedudukan sosial lebih rendah pada mereka yang status sosialnya lebih tinggi. Di beberapa tempat, bahkan salam hormat dilakukan dengan membungkuk dan tangan kanan menyentuh lutut orang yang dihormati tersebut. BOTSWANA Jangan pernah lupa untuk menyapa orang yang kita temui dinegara di Afrika Selatan ini. Kalau tidak ingin dianggap tidak sopan. Cara menyapanya pun harus diperhatikan. Ulurkan tangan kanan kita untuk bersalaman, sambil tangan kiri menyentuh lengan kanan kita. Cara inilah yang dianggap sebagai tanda kesopanan. Biasanya kita juga harus mengucapkan ‘dumela rra’bila menjabat tangan pria dan ‘dumela mma’ bila wanita. THAILAND Tradisi memberi salam di negara yang terkenal dengan surga belanja ini disebut dengan Wai. Salam yang kita sampaikan bukan hanya sekedar sapaan saja. Tapi bisa sebagai simbol kalimat ‘halo’, terima kasih, goodbye, bahkan ‘maaf ya’. Caranya : katupan kedua belah tangan seperti posisi berdoa dengan kepala sedikit tertunduk dan sentuhkan ujung-ujung jari pada hidung. Pada para wanita, lutut harus sedikit ditekuk kebawah. Mirip dengan Namaste di India. Setelah itu, baru diucapakan Sawatdi. Wai formal terbagi dalam tiga tingkatan. Wai saat menyembah patung Buddha atau menyapa pendeta Buddha, Wai pada orang yang dituakan atau dihormati, dan Wai pada orang yang seumuran atau yang berstatus sosial sama. Sumber : majalah gadis

tulisan pkn ke-6


TUGAS TULISAN KE-6
Karbohidrat dalam Diet Karbohidrat adalah sumber pangan utama yang memberikan energi bagi tubuh. Tiga elemen karbohidrat, yaitu karbon, hidrogen dan oksigen saling melengkapi untuk menyehatkan tubuh, di antaranya menghasilkan kalori yang dapat memacu otak dan otot-otot tubuh, memasok energi ke penjuru tubuh sampai menunjang fungsi kerja alat pernapasan dan jantung. Jadi, karbohidrat bukan sesuatu yang dapat ditakuti. Hanya penting diketahui, jenis karbohidrat apa saja yang aman dikonsumsi, yakni yang tidak menyebabkan tubuh kegemukan (obesitas). Ada dua macam karbohidrat: karbohidrat simpleks (mudah diserap tubuh, seperti gula pasir,sirup dan gula-gula) dan karbohidrat kompleks (diserap tubuh secara perlahan dan betahap, seperti nasi, roti, kentang, jagung dan pasta). Dalam program diet, jenis karbohidrat komplekslah yang diandalkan, demikian tegas ahli gizi Rusilanti. Namun susu rendah lemak tetap harus dikonsumsi sebagai sumber kalsium dan vitamin D. “dalam berdiet, intinya, batasi jumlah asupan kalori dengan cara memilah dan memilih jenis panganan yang aman : lemak baik (asam lemak tak jenuh ) yang mengandung omega 3 (ikan laut), omega 6 (jagung, kacang kedelai) dan omega 9 (alpukat, kacang rebus, minyak zaitun). Sebaliknya hindari makanan bersantan dengan lemak jenuh (berkolesterol), gorengan, minuman bergula tinggi(softdrink) dan juga yang berkarbohidrat tinggi. Diet rendah karbohidrat pada awalnya memang memberi hasil yang menggembirakan. Berat badan cepat susut, terutama pada dua-tiga bulan pertama, tapi setelah enam bulan,bobt tubuh akan turun pelan dan sedikit sekali. Karena itu disarankan berdiet gizi seimbang dan rendah kalori saja. Berat badan akan turun terus meski perlahan tapi pasti. Jadi, tetap ada karbohidrat, protein dan lemak baik dalam jumlah cukup di menu makan anda setiap hari. “komposisi makanannya lengkap, hanya jumlahnya saja dikurangi. Dengan demikian metabolisme tunuh tetep terjaga dan lebih aman. Jangan lupa berolahraga juga, “ paparnya. Perlu dikenali beberapa jenis program diet : • Diet golongan darah (blood type diet) ,yang manganjurkan dan menghindarkan diri dari makanan tertentu sesuai golongan darah. • Diet buah, hanya menghalalkan buah-buahan saja. Diet ini kurang dianjurkan , karena memungkinkan tubuh kekurangan bahan bakar protein, sehingga efeknya bisa membahayakan proses kerja organ tubuh. • Food combining, didasarkan pada teori bahwa setiap makanan butuh waktu penyerapan berbeda-beda, sehingga perlu diatur kapan mengkonsumsinya agar efeknya positif bagi tubuh. Misalnya, protein lebih lama diserap tubuh dibanding kerbohidrat, sehingga mengkonsumsinya tidak berbarengan. Sedangkan protein dan karbohidrat boleh digabung dengan sayuran, buah-buahan dikonsumsi awal sekali. sumber : majalah gadis

tulisan pkn ke-5


TUGAS TULISAN KE-5
Mahkota para Ratu Dunia Menawan, Mewah dan Abadi Tak ada ratu tanpa mahkota, bukan sekedar kata belaka. Bahkan ratu diajang kontes pun dimahkotai sebagai simbol pengakuan. Apalagi ratu penguasa sebuah negeri. Mahkota mereka bukan sekedar mahkota penghias kepala, tepi simbol kekuasaan sebagai orang nomor satu di negaranya. Mahkota itupun umumnya memiliki sejarah yang panjang. Diwariskan turun-temurun dari dinasti ke kedinasti sesudahnya. Melihat dan mengenal ratu-ratu tersohor didunia, maka tak lengkap tanpa mengulas mengenai mahkota dan perhiasan yang dipakai oleh penguasa negeri itu. Mahkota dan perhiasan mereka di buat dengan desain menawan dan merupakan permata terindah didunia. Diantaranya mahkota Ratu Inggris yang bertatahkan berlian Koh I Nor, salah satu berlian terbesar didunia. THE CROWN OF QUEEN MOTHER Mahkota Queen Mother adalah mahkota Ratu Inggris yang dikenakan Lady Elizabeth Bowes Lyon, istri Raja George VI dari Kerajaan Inggris ketika di mahkotai di Westminster Abbey pda tahun 1937. Ini mahkota pertama untuk raja dan ratu yang terbuat dari platinum. Dibuat oleh Garrard dan co di London, pengusaha yang sudah lama membuat mahkota untuk Kerajaan Inggris. Sebagian model diambil dari desain mahkota milik Ratu Mary dan mahkota Mary of Teck, istri Raja George V. Mahkota ini terdiri dari 4 buah lengkungan, sangat berbeda dengan mahkota Ratu Mary yang terdiri dari 8 lengkungan dan 10 lengkungan mahkota Mary of Modena. Seperti mahkota Ratu Mary, lengkungan-lengkungan ini dapat dilepas seperti gelang. Mahkota ini didekorasi dengan 105 karat (sekitar 21 gram) berlian Koh I Nor yang ditempatkan di bagian depan. Juga di hiasi berlian 17 karat pemberian Sultan dari Kerajaan Ottoman untuk Ratu Victoria. Setelah kematian suaminya,Ratu Elizabeth yang dikenal sebagai ibu suri ini berhenti mengenakan mahkotanya. Barulah penobatan putrinya Ratu Elizabeth II di tahun 1953 ia kembali mengenakannya namun dengan mengurangi lengkungannya. Mahkota dengan seluruh lengkungan di letakkan di jasad Ibu Ratu selama pemakamannya di tahun 2002. Mahkota ini sekarang di pajang di Jewel House di Tower of London. MAHKOTA RATU BEATRIX Mahkota Ratu Beatrix Belanda terdiri dari mahkota, bola dan tongkat, pedang, banner kerajaan dan mantel bulu cerpelai (musang), yang telah ditempatkan di Crown Property Trust. Selain perhiasan, Ratu juga memiliki barang yang digunakan pada acara-acara seremonial seperti kereta, perak meja dan layanan makan malam. Rumah Arsip Kerajaan menyimpan barang-barang pribadi milik anggota keluarga kerajaan. Di rumah arsip ini terdapat buku, foto dan karya seni, serta buku-buku dari House of Orange-Nassau dan perpustakaan musik. Perpustakaan ini dimulai pada 1813, setelah kembalinya Orange-Nassau ke Belanda. King Willian mengizinkan perpustakaan Stadtholder untuk tetap menjadi bagian dari Royal Perpustakaan di Den Haag. Rumah Perpustakaan ini memiliki koleksi sekitar 70.000 buku, jurnal dan brosur. Sedangkan Perpustakaan musik memiliki 6.000 skor, musik-musiknya juga koleksi dari pertengahan tahun 1970-an. BATU RUBI KERAJAAN RUSIA Salah satu batu rubi yang sangat cantik dan asli didunia dimiliki oleh Marie Alexandrovna, Duchess Edinburg dan Saxe Coburg, Gotha. Marie adalah anak dari Tsar Alexander II Rusia. Marie Alexandrovna biasa mengenakan permatanya di berbagai kesempatan. Koleksi permatanya sangat bagus dan sebagian merupakan hadiah pernikahan dari ayahnya. Perhiasaan rubi milik Kerajaan Rusia ini di buat oleh Bolin pada tahun 1874, tahun dimana dilangsungkannya pernikahan Marie Alexandrovna dengan Pangeran Alfred. Pernikahan ini terdiri dari tiara bermotif teratai, dilengkapi corsase atau bunga-bunga dan kalung mewah seperti perhiasan lain, terdiri dari 3 potongan terpisah, anting dan satu kelompok. Putri Marie Alexandrovna menggunakan rubi ini saat perayaan penobatan Tsar Nicholas II menjadi Raja Rusia di tahun 1896. Gambar-gambar menunjukkan dia mengenakan mahkota dengan dekorasi bunga dan kalung yang senada. Tidak pernah ada sebelumnya gambar Marie Alexandrovna mengenakan tiara ini, meskipun ia dikenal memiliki koleksi tiara dari batu-batu rubi. Dari Marie Alexandrovna, permata ini diberikan kepada anaknya, Alexandra, Putri Holenlohe-Langenburg. Bila seseorang melihat putri mengenakan permata milik ibunya, pasti akan teringat pada sang ibu, Putri Marie. Perhiasan rubi kerajaan ini terakhir dikenakan Putri Margarita dari Yunani, anak tiri dari Putri Alexandra. Ia mengenakan tiara ini pada tahun 1962 saat pernikahan Juan Carlos dari Spanyol dan Sofia dari Yunani . putri Margarita meninggal pada tahun 1981, entah mengapa pada 1989 permatanya dilelang. PERMATA RUBI MERAH YUNANI Mahkota dari bahan permata rubi Yunani terdiri dari tiara dengan desain natural terinspirasi dari buah olive dan dedaunan, sepasang anting, kalung dan dua bros. Gambar mahkota dan perhiasan kerajaan ini dapat dilihat di kartu pos Ratu Olga, yang terlahir sebagai Grand Duchees of Rusia. Bjarne Steen Jensen menjelaskan beberapa hal mengenai permata ini. Bagian dari perhiasan ini merupakan hadiah dari King George I untuk istrinya tapi diberikan sebagai kebesaran pada keluarga Kerajaan Yunani waktu itu., pecahan dari Rusia. Agaknya tiara ini dapat dipindahkan sedikit. Menurut Bjarne, batu rubi di wariskan oleh Pangeran Nikilaos kepada Ratu Olga yang berstatus Ratu Grand Ducchaes Elena Vladiminovna, menghadiahi perhiasan ini untuk Ratu Frederika. Lalu oleh Frederika diberikan kepada anaknya, Ratu Anne-Marie. Saat kalung dipakai oleh Ratu Frederika kita dapat melihat kalung menjadi lebih pendek. Dua permata hilang dan ada beberapa lengkungan baru yang dibuat. Warna rubi itu merah gelap yang dapat dikatagorikan sebagai warna darah merpati. PERHIASAN ARCHUCHESS ISABELLA OF AUSTRIA Dari katalog Sotheby di London, perhiasan Putri Isabella awalnya dibuatkan di oleh Habsurg Imperial Jeweller Kochert untuk Archduchess Henriette, istri dari Arcduke Karl of Tuscany. Perhiasan berpindah dari Karl ke keponakannya, Archduke Fredrich, suami Isabella. Perhiasan itu terdiri dari tiara, kalung, anting dan ornamen bunga-bunga, dengan satu set bunga-bunga dan daun menggambarkan desain tahun 1820. Setelah kematian Isabella tahun 1936, perhiasan ini dilelang tahun 1937, di beli Count Johannes Coudenhove- Kalergi, ayah pemilik terakhir. Setelah kematian Maria Coundenhove-Kalergi permata ini dilelang ulang tahun 2001 dan dibeli oleh firma permata Fred Leighton. Kalung dan anting digunakan Joan Rivers untuk Acadent Awards setahun setelah dijual. Isabella mengenakan perhiasan untuk difoto selama penobatan Raja Karl I Austriasebagai Raja Hungaria. Kalung dan anting dihilangkan dan tidak di tempatkan lagi di tiara. PERHIASAN ZAMRUD MIMPI Perhiasan yang cantik lainnya adalah zamrud Kerajaan Yunani. Perhiasan ini terdiri dari berlian besar dengan 5 zamrud, sepasang anting panjang, ornamen bunga-bunga corsase dan lima anting yang dapat dilepaskan. Ratu Anne-Marie menggunakan anting dan berlian rantai setelah menerima warisan dari ibunya, Ratu Alexandrinedari Denmark. Zamrud dibawa ke Yunani bersama dengan Ratu Olga yang terlahir sebagai Grand Duchess. Dikenali oleh publik pertama kali digunakan oleh Ratu Elizabeth, yang melahirkan Putri Romania dan anaknya yang jelita Ratu Marie. Ketika Ratu Frederika mengenakan tiara, ia mengubah dan menambah beberapa permatanya. Ratu sering mengenakan kalung, sekaligus dengan tiara berlian dari ibu mertuanya, Ratu Sophia dari Prusia. Ratu Anne-Marie mengenakan zamrud berkali-kali. Saat perayaan Pahlevi di Persepolis, pernikahan putri Alexandria Sayn-Barlemburg dan pengeran Frederick dari Denmark. ZAMRUD HIJAU NORWEGIA NAN CANTIK Zamrud Norwegia sangat cantik dengan warna gelap, bewarna hijau hutan khatulistiwa. Ini asli saat Napoleon masih berkuasa dengan desain neo klasik. Pemilik aslinya kaisar wanita Josephine. Ratu Sophie dari Swedia pernah mengenakan tiara ini. Selama hidupnya, ia mengenakan kalung dengan 7 permata dan tidak mengenakan anting. Putri Mahkota Margarita, mengenakan zamrud ibu mertuanya untuk penobatan sepupunya, Raja George V di tahun 1911. Satu set perhiasan ini lalu diwariskan ke anak bungsunya, Pangeran Carl dan dikenakan untuk istrinya Putri Ingeborg, Denmark. Tiara, kalung dan bros di Norwegia sebagai hadiah untuk Putri Mahkota Martha dari orang tuanya Raja Herald sebagai warisan. Putri Mahkota menerima permata, tapi semua berlian antingnya sudah hilang dan digantikan oleh 2 ukuran besar zamrud dengan motif honeysuckle dandibuat untuk anting. sumber : majalah kartini


tulisan pkn ke-4



TUGAS TULISAN KE-4
Negeri Para Pengamat Oleh : Ismail Fajrie Alatas Beberapa bulan terakhir ada fenomena menarik di Youtube. Sebuah tim kreatif yang berbasis di Yogyakarta menghadirkan acara talkshow mingguan dengan seorang “pengamat” bernama Toni Blank. Toni bukanlah pengamatan kawakan. Dia bukan akademis atau saka guru yang biasa berkhotbah di mibar-mimbar universitas. Dia juga bukan seorang kolumnis yang rajin mengomentari hiruk pikuk politik media massa. Toni seorang warga Yogyakarta yang entah bagaimana, telah dibaiat sebagai pengamat serba bisa yang mampu berkomentar tentang berbagai hal : mulai dari politik, hukum, ekonomi, hukum, hingga kesenian dan tabung elpiji. Menariknya, komentar-komentar Toni tidak dapat dipahami. Dalam mengartikulasikan sebuah masalah, pembahasan Toni sangat tidak koheren dan terkesan “ngawur”. Kesulitan untuk memahami diperdebat penggunaan kata-kata jargon yang kerap kita dengar di media cetak dan elektronik, seperti “good govverment”, “fakta”, “ranah publik”, “wacana”, “civil society”, “sektor ekonomi produk” dan “law enforcement”. Sebagai contoh, sang pengamat ditanya: - Mas Toni tahu KPK? - KPK adalah suatu komisi pemberantasan koruptor atau yang disebut dengan MACC, mass organization commitment human rights. DISKURSUS SOSIAL Toni blank show adalah sebuah parodi. Toni diangkat sebagai pengamat karena dia menguasai kata-kata kunci dan jargon-jargon yang biasa digunakan oleh para pengamat. Sebuah lelucon apik justru karena kata-kata tersebut kerap digunakan walaupun pada akhirnya kehilangan makna. Yang penting hanyalah penggunaan bahasa, bukan isi dan koherensi wacana. Dengan kata lain, Toni blank show adalah sebuah lelucon yang menertawai diskursus sosial politik kita dewasa ini. Komentar dan pengamatan ini semakin menarik karena kata-kata yang digunakanya begitu kerap terdengar dari mulut para pengamat. Toni menggunakan kata-kata tersebut secara simplitis dan eksesis sehingga menghasilkan parodi atas penggunaan kata-kata tersebut dimedia cetak dan elektronik. Lewat acara parodi tersebut Tono akan menertawakan para pengamat di Indonesia yang kerap mengomentari permasalahan politik, sosial dan ekonomi, tetapi sering kali sulit dipahami. Semakin banyak jargon yang digunakan, wacana semakin tampak berwibawa dan substansial. Sepertinya, Toni blank show adalh sebuah kritik terhadap republik ini yang semakin hari semakin terlihat seperti negeri para pengamat. Tiada hari kita lewati tanpa membaca dan melihat komentar pengamat. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam hak menyuarakan pengamatan. Justru dalam sebuah demokrasi kepekaan terhadap berbagai permasalahan adalah hal positif. Fenomena ini menunjukkan, masyarakat semakin terlibat dalam proses demokratisasi. Namun yang jadi masalah justru pengemasan wacana publik dalam bahasa yang makin kurang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Para pengamat menggunakan jargon-jargon yang diangkat dari ilmu sosial dan ekonomi untuk mengemas pendapat mereka hingga mencapai tinglkat eksesif. Ekses tersebut kemudian menghasilkan pengamburan dari permasalahan yang sedang dibahas. Hasilnya adalah munculnya ideologi bahasa yang telah banyak dibahas oleh para antropolog linguistik. Kata-kata yang digunakan oleh para pengamat di Indonesia diangkat dari teks-teks ilmu sosial. Semua orang dapat mengajukan pendapat seputar permasalahan yang ada. Namun, untuk dikenal sebagai pengamat serius. Seseorang harus dapat berakrobat dengan bahasa teknis ilmu sosialsehingga menghasilkan wacana sosial-teoritis yang dianggap representatif untuk dihadirkan dimedia. Efek sampingnya justru wacana tersebut semakin terceraikan dari realitas permasalahan yang ada.. Pengakuan intelektualitas Pada akhirnya, menonton beberapa episode Toni blank show terasa sangat membosankan karena analisis dan kata-kata yang digunakan terasa repetitf. Dalam hal ini, sebenarnya ada sebuah argumen lain dari talk show tersebut. Karena penggunaan jargon yang berulang-ulang Toni blank show dapat di pahami sebagai sebuah kritik terhadap para pengamat yang tak kunjung henti menggunakan bahasa yang sama dalam mengomentari masalah yang berbeda. Tendensi seperti ini juga kerap kita temui dalam membaca dan mendengarkan para pengamat. Karena seringnya muncul di media, banyak dari mereka mengulangi poin yang sama walau pertanyaannya berbeda. Inilah salah satu efek dari ideologi bahasa. Dimana bahasa yang digunakan jadi jauh lebih penting dari pada realitas dan substansi yang dibicarakan. Alhasil yang ada justru reafirmasi dari status akademik dan pendakuan intelektualitas para komentator sebagai mereka yang menguasai baha teknis guna memahami permasalahan sosial. Hasilnya adalah perang wacana dan perdebatan tak kunjung henti, justru disaat pragmatisme sangat dibutuhkan. Tidak heran jika republik ini semakin terlihat saperti negeri para pengamat. Sumber : Ismail Fajrie Alatas (mahasiswa Program Doktoral Sejarah dan Antropologi di Universitas Michigan, AS)

tulisan pkn ke-2


Demi Sebuah Mimpi

Berlari-lari mengejar mentari
Kala hujan menunggu pelangi
Sepertinya lelah enggan menyentuh
Tubuh kecil yang penuh semangat
Riak ombak bergulung dari kejauhan
Ketika aku menatap di sini
Pandanganku jauh menerawang
Esok,
Ah, aku masih tidak tahu tentang esok
Ku biarkan saja mimpi ini terbang
Melayang menggapai harapan
Aku tidak peduli,
Biarkan saja ini mengalir seperti air
Kalaupun aku tersandung
Itu sudah biasa, tidak usah khawatir
Aku akan bangkit lagi
Berjalan dan kemudian berlari
Berlomba dengan mentari
Demi sebuah impian

tulisan pkn ke-1



Lestari merangkul pria di hadapannya.
“Jangan pergi lagi mas!” ujarnya pelan. Matanya memohon pada pria yang berdiri kokoh di dekapannya.
“Aku tak bisa.” Pria itu mencoba melepaskan eratnya dekapan wanita berketurunan Jawa-Sunda itu.
Suara-suara alam membahama. Kesunyian yang terbentuk meneteskan air mata kerinduan. Pria itu baru datang pagi ini. Lima tahun sudah pria yang pernah memberikan ketulusan cinta padanya tujuh tahun silam meninggalkannya.
“Kau tidak kangen dengan anak kita, Wulan?” ucapan Lestari makin bergetar. Matanya yang bening mulai memerah. Ia tak mampu mengatur napasnya lagi. Dadanya naik-turun tak menentu.
Seorang bocah perempuan berdiri di belakang kaki Lestari. Sesekali bocah itu melongok ke arah pria yang membuat ibunya menangis itu. Ada kebencian yang menelisik di hati bocah itu. Namun ada pula kerinduan yang teramat, terpendam di sisa-sisa isak masa lalunya.
“Aku tak mau lagi kau hanya menemuiku lewat sebuah surat berisi sejumlah nafkah saja, begitu menyakitkan.”
“Tiap kali tetangga kita bertanya, di mana kau Mas? Sudahkan kau lupa tentang aku? Awalnya mereka maklum karena kau bekerja di kota sana, di Jakarta. Satu tahun, dua tahun, lalu lima tahun kau baru pulang tanpa kabar sebelumnya. Ke mana saja kau, Mas?” lanjut Lestari. Kristal air mengalir. Pipinya basah.
Pria itu tak bergeming dari tempatnya. Gunung ego yang kokoh menanamkan akarnya pada kerak bumi. Pria itu membalikkan badannya.
“Aku tahu itu, Tari. Aku pun rindu pada anak kita, tapi aku tak bisa.”
“Kenapa tak bisa, Mas? Apa yang sudah kau lakukan di kota sana? Apa kau bertemu dengan wanita lain yang lebih menarik di sana sehingga kau tak mau kembali lagi ke sini selama lima tahun?” isak itu mulai terdengar jelas. Pria itu mulai gelisah. Akar-akar egonya mulai tercabut satu demi satu.
Pria itu menggeleng. Bayangan kebahagiaan bersama isteri dan anaknya ditampik. Bayangan kebahagiaan yang tak dibutuhkannya saat ini.
“Sekali lagi maafkan aku, Tari, aku tak bisa.” Pria itu melenggang pelan. Sebelum itu, ia melirik ke arah bocah kecil yang bersembuyi di belakang Lestari. Ia menghembus napas panjang, lalu tersenyum ke arah bocah itu.
Kau sudah tumbuh menjadi wanita yang cantik, gumam pria itu dalam hati.
Pintu tertutup. Angin siang yang menyengat terasa dingin. Lestari hanya diam menatap kesendiriannya lagi, semuanya terjadi begitu cepat. Belum setengah hari pria itu kembali. Kini ia sudah pergi.
“Siapa orang itu, Bu?” Wulan yang dari tadi bersembunyi mulai berani berkata, dengan nada terbata. Matanya mengisyaratkan rasa ingin tahu yang sangat besar. Wulan merasakan adanya kedekatan hati ketika pria itu tersenyum padanya tadi. Kedekatan yang sudah lama ia nantikan. Entah apakah itu, Wulan sendiri tak mengerti.  Ia hanya merasakan sayang begitu dalam yang tak tersampaikan.
“Dia bukan siapa-siapa, Nak.” Lestari mengusap pipinya yang terasa basah.
“Kenapa Ibu menangis?” isak Lestari masih terdengar. Meskipun ia sudah berusaha menahan matanya agar tidak berair lagi.
Lestari membisu. Lidahnya kelu. Mas Seno kenapa kau pergi lagi? jeritnya keras, memantul dalam relung hatinya yang sudah lama terluka.
♣♣♣
“Lestari, maukah kau menikah denganku?”
Lestari terkejut. Mukanya yang putih bersih memerah seperti warna langit biru yang terhias lukisan pelangi, sangat indah.
“Kenapa kau diam, Tari? Apa kau tak suka, aku mengatakan hal ini padamu?”
“Bukannya begitu, aku sangat suka akhirnya kau mengatakan hal itu padaku.”
“Lalu?” Seno memandang lekat wanita di hadapannya. Ia menanti bibir wanita itu bergetar menjawab tanda tanya besar yang mematung dalam pikirannya kini.
“Bagaimana dengan orang tua kita? Apa mereka setuju? Bukankah mereka pernah mengatakan bahwa kau harus bekerja dulu sebelum kita menikah?”
“Oh, jadi itu masalahmu.” Seno tersenyum. “Jangan khawatir aku bisa mengusahakannya kelak ketika kita sudah berkeluarga.”
“Mengusahakannya?” Lestari tak mengerti, kata-kata itu seperti sebuah apologi yang sering ia dengar dari kebanyakan kisah sejenis yang dialaminya. Sebuah ketidakpastian yang mampu menjerumuskan dirinya dan diri pria itu.
“Ya, kebetulan beberapa hari yang lalu aku dihubungi pamanku yang ada di kota. Katanya ada lowongan kerja yang cocok untukku,” ujar Seno berapi-api.
“Lowongan kerja apa? Bukankah SMK saja kau tak tamat?” hati Lestari masih menggetarkan nada keraguan. Ada semacam rasa tidak percaya yang kuat dalam dadanya. Namun ia juga merasakan getar kesungguhan dari ucapan Seno. Dua perasaan itu bertarung kuat dalam hatinya.
“Aku memang tak tahu pekerjaan apa yang akan aku dapatkan di kota kelak. Tapi aku yakin bahwa pekerjaan itu mampu memberikan nafkah yang cukup bagi kita.” Seno menggenggam erat tangan Lestari. “Yakinlah padaku, Tari,” bisik Seno.
Lestari mengangguk pelan.
“Aku percaya padamu, Mas.”
Mereka berdua tersenyum, sebuah kebahagiaan yang mereka nantikan akhirnya tiba. Udara senja memberikan kehangatan dalam hati mereka. Mentari turun perlahan, turut memberikan ucapan bahagia untuk sepasang sejoli yang tersenyum padanya. Tersenyum pada suasana yang akan berganti, menjadi suasana syahdu penuh rasa syukur.
♣♣♣
“Saya terima nikahnya Lestari Dwi Astuti binti Muhammad Asep Syaefudin dengan mas kawin seperangkat alat shalat tunai,” Seno mengucapkan kata-kata itu dengan lantang.
Suara syukur, penuh puji-pujian bergemuruh.
Lestari dan Seno saling berpandangan. Mata mereka beradu. Sesaat muka mereka berdua memerah diiringi dengan senyum malu keduanya. Orang-orang yang berada disekitar mereka turut tersenyum, menyambut kebahagiaan mereka.
“Aku akan selalu menjagamu, Lestari,” bisik Seno di sela-sela kebahagiaan mereka. Lestari tersipu.
“Aku juga akan setia padamu, Mas” ujar Lestari pelan.
Gemuruh rasa itu membuncah kembali pada dada Lestari. Tangisannya pecah. Kamar berukuran 4×6 nya terasa lebih sempit baginya. Sesempit hatinya yang kehilangan hal yang disayanginya.
Ia merindukan rasa yang dulu. Rasa ketika pertama kali kata cinta pria itu ucapkan padanya. Rahmat Suseno.
Dimana kau, Suamiku? Tidakkah kau merindukanku? Benarkah rasa sayang dan cintamu sudah habis untukku? Benarkah di kota sana kau bertemu dengan wanita yang jauh lebih cantik dariku?
Air mata Lestari terus menganak. Hatinya pun terbelah menjadi beberapa bagian. Satu rasa kesedihan, satu rasa keletihan, satu lagi rasa kerinduan. Entah rasa mana yang paling ia rasakan kali ini. Semua rasa itu bercampur menjadi satu.
“Ibu menangis lagi?” Wulan melongok dari balik pintu.
Lestari cepat mengusap matanya. Kesedihan ini tak pantas menjadi bagian anak manis yang masih termangu di balik pintu. Ia masih terlalu lugu untuk mengenal rasa sakit dan pedih.
“Tidak, Nak. Ibu tidak menangis, Ibu hanya mengkhawatirkan kamu, Wulan,” suara itu terdengar parau. Ia masih tidak bisa menyembunyikan kesediahannya. Ia mencoba untuk menahan rasa sakit yang masih lekat ia rasakan.
“Ibu mengkhawatirkan Wulan?” Mata bocah itu berseri juga penuh tanya. “Apa yang ibu khawatirkan?” lanjut bocah itu. Badan kecilnya menggelayut manja di pangkuan Lestari.
“Ibu mengkhawatirkan kebahagiaan Wulan,” ucap Lestari. Tangannya menyapu lembut rambut bocah kecil berumur enam tahun itu.
“Kebahagiaan? Apa itu kebahagiaan, Ibu?” Bocah itu menatap Lestari dengan mata berseri. Dekapannya semakin kuat, seolah tak mau kehilangan sesuatu yang diinginkannya.
“Kebahagiaan itu sesuatu yang indah. Jika Wulan bahagia berarti Wulan sudah mendapatkan apa yang Wulan inginkan. Wulan punya mimpi dan keinginan kan?” tanya Lestari pelan. Bocah itu mengangguk mantap.
“Mimpi Wulan adalah bisa bertemu dengan Ayah.” Mata bocah itu berbinar terang. Kesungguhan dan kebulatan tekad terpancar di sana. Lestari tak tahan melihatnya.
“Kapan Ayah pulang, Bu?”
Wulan merenggangkan dekapannya. Ia mencari jawaban pasti dari mulut ibunya.
“Sabar ya, Nak. Tahun baru ini semoga Ayah bisa pulang.”
“Benarkah itu, Bu?” Wulan tersenyum lebar. “Wulan ingin kalau Ayah pulang membawa oleh-oleh yang banyak buat Wulan. Ada boneka, rumah-rumahan, sampe makanan yang banyak, boleh kan, Bu?”
Lestari tersenyum kecut, tak tega rasanya membuat bayangan indah bocah itu mengabur. Ia hanya mengangguk lalu mengecup kening halus Wulan.
Wulan terus bercerita. Semakin ia mendengar celoteh impian bocah itu, dada Lestari semakin sesak. Benarkah perbuatannya kali ini, membohongi harapan dan impian anaknya? Lestari hanya bisa meratap dalam hati.
Di hadapan anaknya ia selalu mencoba tersenyum. Ia tak ingin anaknya tumbuh dalam suasana kesedihan. Kebahagiaan Wulan adalah hal yang paling berarti baginya.
Maaf ya nak, jeritan pilu di hatinya terdengar parau.
♣♣♣
“Bu Tari, Bu Tari, Wulan, Bu!” seorang wanita paruh baya datang dengan tergesa. Peluh yang deras menentes menunjukkan kegelisahan yang sangat.
“Kenapa dengan Wulan, Bu Raida? Apa dia nakal lagi di sekolah?”
Bu Raida menggelengkan kepala. Ia salah seorang guru taman kanak-kanak yang mengajar Wulan.
“Lalu?” Lestari mendadak pucat. Ada rasa khawatir yang mendadak muncul.Adakah hal buruk yang terjadi terhadap Wulan?      
“Wulan mendadak pingsan di sekolah. Sekarang ia sudah dibawa ke puskesmas di desa sebelah.”
Lestari limbung. Kepalanya seakan mendapat hujan ribuan jarum dari langit. Gelegar petir yang menyambar menambah sakit dalam sengatan pikirannya. Awan hitam menggelayut. Pandangan matanya mulai mengabur oleh rintik-rintik air yang deras menetes.
“Ayo kita ke sana, Bu.” Lestari menarik tangan Bu  Raida.
Bu Raida mengangguk. Ia juga pernah merasakan rasa kehilangan. Putranya delapan bulan yang lalu sakit keras yang membuat ia harus meneteskan air mata kehilangan.
“Bagaimana keadaan anak saya, Dok?” kata Lestari sesampainya di sebuah puskesmas kecil di desa sebelah.
Kondisi bangunan itu terlihat kurang terawat. Pintu depan puskesmas itu nampak usang. Rayap-rayap sudah memakan bagian bawah kotak kayu itu. Taman di depan puskesmas tak terawat, tanpa sebuah tanaman indah yang menghias. Begitu juga di dalam ruangan. Tak ada barang yang bisa dikatakan berharga lagi.
Lestari mengelus dada. Beginikah kondisi pelayanan kesehatan di daerahku? Pantas orang-orang jarang pergi ke puskesmas. Mereka lebih memilih untuk pergi ke Pak Mantri di desanya.
Seorang dokter muda memainkan kacamatanya. Nampak bahwa ia masih hijau akan pengalaman. Keringat dingin menetes dari keningnya.
“Anak Ibu, kena Hepatitis B.”
“Hepatitis B!” Mata Lestari membelalak. “Apa ia bisa disembuhkan, Dok?”
“Bisa, tapi tidak di tempat ini. Peralatan di puskesmas kurang memadai. Ibu harus membawanya ke rumah sakit di kota,” papar dokter itu.
Di kota? Kenapa desa seolah merupakan tempat terpencil yang terabaikan? Kadang Lestari merasa kesal dengan kondisi ini. Desa seakan menjadi daerah marginal yang kehilangan perhatian. Ahh, di manakah janji-janji parai politisi itu saat kampanye dulu?
“Terima kasih, Dok,” ucap Lestari singkat sembari memberikan beberapa lembar uang puluh ribuan kepada dokter itu.
“Terima kasih,” kata dokter itu tanpa ada tindak lanjut setelahnya. Ia tersenyum lebar.
“Ayah, Ayah…,” dalam pelukan Lestari, Wulan mengigau pelan. Suara yang bersumber dari keletihan hati gadis kecil itu.
Aku harus mencarinya! Tekad itu tepancang bulat dalam hati Lestari.
♣♣♣
Suasana kota siang ini begitu menyengat. Udara-udara kotor kota semakin menambah keresahan hati seorang wanita muda yang berjalan tertatih. Sudah hampir dua hari ini Lestari menyusuri kota. Daerah kumuh hingga pertokoan yang menjulang tinggi sudah ia kunjungi. Hasilnya nihil.
Di mana kau, Rahmat Suseno? Hati Lestari gerimis.
Senja menjelang. Lestari merasa sangat lelah. Bukan hanya kelelahan fisik yang ia rasakan, hatinya juga lelah mencari ketidakpastian dan kerinduan yang diimpikannya.
Lestari menyandarkan diri pada bangku halte bus di dekat traffic light.
Malam merayap. Sudah genap dua hari ia pergi meninggalkan Wulan. Entah kebohongan apa yang akan ia sampaikan lagi pada gadis kecilnya itu sesampainya di desa.
Tapi…
Sebentar!
Lestari melihat sosok yang dikenalnya melenggok di perempatan jalan. Tapi Lestari merasa ada yang berbeda dengan sosok itu.
Benarkah itu dia? Lestari menerka. Ia berjalan mendekati sosok yang sedang bergerombol bersama teman-teman sejenisnya itu.
“Mas Seno? Benarkah itu kau, Mas?”
Seorang pria dengan berbagai riasan di wajah membalikkan badan. Mukanya pias. Tatapan Lestari menelanjangi dirinya. Seno menunduk malu.
“Ada apa denganmu, Mas? Jadi selama ini…” Suara Lestari terdengar serak. Ia berlari sekencang-kencangnya. Ia tak bisa menerima kenyataan yang baru saja dilihatnya.
Seno mengejar wanita itu. “Tari tunggu!”
“Sani, sani, mau kemana kamu.” Lestari mendengar nama seseorang disebut.Jadi namamu di kota Sani, Mas?! jerit Lestari dalam hati.
Seno hampir saja berhasil mengejar Lestari. Bis malam yang melintas membuat perjuangannya berakhir.
“Tari, tunggu!” Lestari sempat mendengar sayup teriakan parau itu. Namun, telinga Lestari telah tertutup oleh rasa sakit yang mendera batinnya.
Bis malam yang ditumpanginya berhenti di sebuah lampu merah. Perempatan jalan itu nampak lenggang. Namun sebuah lukisan pemandangan membuat hati Lestari menjerit.
Beberapa pria berpakaian mini dengan wajah penuh riasan melenggok pelan, menggoda setiap pengendara yang melintas.
Entah di perempatan mana kau melenggokkan badanmu, Mas, jeritan Lestari membuat siapa saja yang mendengarnya terenyuh.
Bayangan sejuta tanya anaknya sudah ia rasakan. Tanya dengan sebuah tawa mengembang yang akan menyambutnya. “Mana Ayah, Bu?” Pertanyaan itu membuat hatinya semakin sakit.
Lampu hijau menyala. Bis malam kembali melaju, meninggalkan lenggokan manja yang menggoda.
Lestari membiarkan pipinya basah. membiarkan harapan itu hilang dan kembali.